actasurya.com
  • HOME
  • BERITA
  • FEATURES
    • TOKOH
    • SENI & BUDAYA
    • GAYA HIDUP
  • OPINI
  • SASTRA
    • PUISI
    • CERPEN
  • PHOTOGRAPHY
  • E MAGAZINE
  • REDAKSI
Facebook Twitter Instagram
TRENDING
  • Aksi Solidaritas Surabaya Terhadap Represi Petani Pakel Banyuwangi
  • Rayakan Internasional Woman Day Untuk Keadilan dalam Kesetaraan Gender
  • Untaian Strategi Perang dan Bisnis Menguntungkan dalam Film The Veteran
  • Kenali Citra Kota Surabaya Lewat Himmarfi Basic Training 2022
  • Malam Hana-Caraka, Awal Perubahan Stigma Negatif Kampung
  • Lengak-Lengok Komunitas Wanita Bersanggul Indonesia di peringatan Hari Sumpah Pemuda
  • Destinasi Wisata Lama Surabaya Yang Kini Kembali
  • Kuliner China di Kya-Kya Kembang Jepun
Facebook Twitter Instagram
actasurya.com
  • HOME
  • BERITA
  • FEATURES
    • TOKOH
    • SENI & BUDAYA
    • GAYA HIDUP
  • OPINI
  • SASTRA
    • PUISI
    • CERPEN
  • PHOTOGRAPHY
  • E MAGAZINE
  • REDAKSI
actasurya.com
Home»PROFILE»Waldan, Penulis adalah Pengabadian
PROFILE

Waldan, Penulis adalah Pengabadian

redaksiBy redaksi26 September 2020Updated:26 September 2020Tidak ada komentar3 Mins Read
Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Waldan(19), penulis wattpad berjudul I Hate Rain yang sudah memiliki 40 ribu pembaca.

Actasurya.com – Syachwaldan Rizky atau yang akrab disapa Waldan adalah seorang penulis fiksi di aplikasi Wattpad. Laki-laki kelahiran 26 Januari ini memiliki hobi menulis. Baginya, menulis dapat mengabadikan perasaan, atau intuisi yang dialami. Saat ini, ia tengah melanjutkan sekolah tingginya di Stikosa AWS (Almamater Wartawan Surabaya) jurusan Broadcasting.

Sejak Sekolah Dasar (SD), Waldan sudah gemar membaca berbagai novel, seperti novel karya Andrea Hinata. Tak hanya ia seorang, namun ibunya juga gemar membaca dan membuatnya tidak pernah kehabisan referensi.

“Entah kenapa, saya sangat nyaman. Padahal buku itu lumayan tebal. Bisa jadi, ibu saya seperti membangunkan sebuah pondasi. Disengaja atau tidak, tapi apa yang beliau lakukan telah membuat saya rajin membaca. Sampai pada akhirnya saya tergerak untuk mulai menulis,” kenangnya.

Lelaki yang mengawali karir menulisnya semenjak Sekolah Menengah Atas (SMA), memperkenalkan karyanya di wattpad pada Oktober 2016 dengan judul “I Hate Rain” yang bercerita cinta yang terhalang trauma. Ketika itu, ia juga mengikuti sebuah komunitas bernama Obrolan Santai Penulis Kreatif (OSPEK) sebagai relasinya dalam hal menulis.

Dalam menemukan ide tulisan, Waldan mengaku semua murni dari pemikiran dan pengalamannya sendiri.

“Sewajarnya emang ketika kita mengapresiasi karya seseorang, diakhirnya kita akan punya pemikiran atau intuisi kita sendiri. Ada yang memilih untuk menjadikannya konsumsi pribadi, adapula yang menjadikannya sebagai inspirasi untuk melakukan sesuatu. Salah satunya menulis,” jelasnya.

Selain menulis, mahasiswa yang menempuh semester 3 ini juga gemar berpetualang dan memotret. Hingga kini, ia masih aktif menulis di berbagai portal digital, seperti Instagram maupun Twitter dengan nuansa melankolis dan humanis.

“Penulis di era ini mau tidak mau harus dapat menguasai foto dan videografi, sebagai media transformasi dan konvergensi dari apa yang mereka tulis,” ujar alumni SMA 7 Tanggerang ini.

Pada tahun 2018, pria yang memiliki akun twitter bernama Koala Kucel ini, pernah masuk dalam daftar panjang The Wattys. Sebuah event besar tahunan yang diselenggarakan oleh wattpad. Karyanya diantara lain Diary Lelaki, sebuah kumpulan puisi yang pernah menduduki peringkat 400 dari ribuan peserta pada event tersebut. Tak hanya itu karya yang ia ciptakan juga pernah diterbitkan dalam buku antologi berjudul “Luka dan Bunga: Mata Perempuan di Taman Itu” di tahun 2020.

“Baru-baru ini, saya sempat ikut dalam 2 kali lomba cipta puisi, dan Alhamdulillah tulisan saya dua-duanya terpilih untuk diterbitkan. Puisi pertama dengan judul Tak Punya Asa, terbit lewat buku Antologi berjudul  Luka di April 2020. Hingga puisi dengan judul Ketika Kautanya tentang Surga terbit lewat buku antologi berjudul Bunga: Mata Perempuan di Taman Itu, pada bulan Juni 2020,” sebutnya.

Mahasiswa yang bercita-cita menjadi novelis ini, memimpikan dirinya dapat dikenang  lewat karya-karyanya. Saat ini, ia mencoba peruntungan untuk menerbitkan draft novel pertamanya. Karangan yang masih tahap revisi ini bergenre fiksi remaja dan berhubungan dengan kehidupan di masa sekolah. Dalam kreasi ceritanya nanti, lebih memainkan sebuah intuisi, dibalut romansa tapi tetap tidak meninggalkan pesan-pesan positif.

“Entah kenapa, saya tertarik untuk menjadi copywriter. Apalagi di zaman yang sudah serba digital seperti sekarang. Sempat ada pikiran untuk jadi editor naskah juga. Kebetulan sekarang menjalani jadi editor dan cukup nyaman. Dari ini, saya sering mengapresiasi karya orang lain dan sering saling berbagi sudut pandang,” tutup Waldan. (N/F: Frs/Dok. Pribadi)

Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
redaksi
  • Website

Related Posts

Penuh Perjuangan, Sasa Tetap Optimis Capai Mimpi

13 April 2021

Hiliyah, Pedagang Kecil di Tengah Corona

24 April 2020

Sumarni, Sosok Kartini Masa Kini

23 April 2020

Leave A Reply Cancel Reply

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

NAVIGASI
  • IKLAN
  • E MAGAZINE
  • TENTANG KAMI
  • ATURAN PENGGUNAAN
  • ARSIP
  • KONTAK
JEJARING KAMI
Tweets by actasurya
Facebook Twitter Instagram Pinterest
  • IKLAN
  • E MAGAZINE
  • TENTANG KAMI
  • ATURAN PENGGUNAAN
  • ARSIP
  • KONTAK
© 2023 ThemeSphere. Designed by ThemeSphere.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.