actasurya.com
  • HOME
  • BERITA
  • FEATURES
    • TOKOH
    • SENI & BUDAYA
    • GAYA HIDUP
  • OPINI
  • SASTRA
    • PUISI
    • CERPEN
  • PHOTOGRAPHY
  • E MAGAZINE
  • REDAKSI
Facebook Twitter Instagram
TRENDING
  • Stikosa-AWS dan YDSF Adakan Workshop, Tingkatkan Kreativitas Menulis dan Memotret
  • Pelantikan Ketua Stikosa-AWS 2023-2027, Siap Tambahkan Program Studi Baru
  • Mahasiswa Stikosa-AWS Gelar ‘Wani Lokal’ Gandeng Pelaku UMKM di Surabaya
  • Delapan Mahasiswa Stikosa-AWS Peroleh Bantuan Biaya Riset hingga UKT dari Beasiswa BRIN
  • “Atas Nama Tanah Pakel” Kilas Balik Bentuk Perlawanan Warga Pakel Mencari Keadilan
  • HJKS Surabaya ke-730, Mengusung Tema “Puspawarni Indonesia’’
  • Pelatihan Juleha Surabaya: Tingkatkan Pemahaman Fiqih dan Keterampilan Untuk Qurban yang Berkualitas
  • Mahasiswa Stikosa-AWS Adakan Pelatihan Strategi Komunikasi Kampung Wisata Lewat Program KKL
Facebook Twitter Instagram
actasurya.com
  • HOME
  • BERITA
  • FEATURES
    • TOKOH
    • SENI & BUDAYA
    • GAYA HIDUP
  • OPINI
  • SASTRA
    • PUISI
    • CERPEN
  • PHOTOGRAPHY
  • E MAGAZINE
  • REDAKSI
actasurya.com
Home»PROFILE»Penuh Perjuangan, Sasa Tetap Optimis Capai Mimpi
PROFILE

Penuh Perjuangan, Sasa Tetap Optimis Capai Mimpi

redaksiBy redaksi13 April 2021Updated:13 April 2021Tidak ada komentar3 Mins Read
Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Actasurya.com – “Syadza Putri Ramadhana, wisudawan berprestasi akademik dari peminatan Jurnalistik, yang memperoleh IPK 3,67 dengan judul skripsi Analisis Wacana Kritis Van Dijk Pada Pemberitaan Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS) di Media Online Tempo.co Edisi September – Desember 2019” Tegas Ilham Baharsyah sebagai Master Ceremony (MC) pada acara Wisuda Ke – XXIV Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi – Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa – AWS) Sabtu, 10 April lalu.

Wanita kelahiran 1998 ini tidak menyangka akan disebut namanya sebagai salah satu wisudawan terbaik dari jurusan jurnalistik di angkatan 2016. Sejak dulu, saat Syadza melihat video wisuda selalu bermimpi namanya dan nama orangtuanya bisa dipanggil kelak sebagai wisudawan terbaik.

Syadza juga bercita-cita menjadi Layouter dan Editor di media. Banyak figure yang menjadi panutan agar ia dapat mencapai semua mimpi. Terlebih mereka yang satu organisasi dengan Syadza di LPM Acta Surya.

“Alhamdulillah, Aku bersyukur banget jadi salah satu wisudawan terbaik. Aku terpacu sama wisudawan berprestasi sebelumnya, seperti tahunnya Mbak Hilda, Mbak Caca, dan Mas Ebi. Waktu aku tau mereka jadi wisudawan terbaik, aku langsung chat mereka buat tanya bagaimana cara menjadi wisudawan terbaik,” ungkap Syadza

Syadza Putri Ramadhana atau yang kerap dipanggil Sasa. Perjuangan Sasa untuk bisa lulus kuliah tepat waktu tidaklah mudah, sebelum memasuki bangku kuliah. Sasa memilih untuk bekerja terlebih dahulu, agar bisa menabung untuk kebutuhan saat kuliah nantinya. Selain kuliah Sasa pun bekerja sebagai desain grafis pada sebuah perusahaan digital printing di Surabaya.

Sasa adalah mahasiswa pada umumnya, pernah bolos kuliah saat merasa pusing pada kehidupan kerja dan kuliah. Namun, ia merupakan tipikal seseorang yang pekerja keras. Dengan cara belajar sungguh-sungguh disetiap semester, agar mendapatkan hasil terbaik.

“Dari awal masuk itu, aku udah benar-benar niat buat kuliah. Apalagi kan SPP-nya mahal, terus aku bayar sendiri jadi sayang kalau gak serius buat kuliah. Dulu aku pernah sampai nangis waktu ujian karena dispensasi berlaku sampai kamis, tapi ujiannya selesai hari jumat. Akhirnya aku pinjam uang ke Ibu, karena sudah gak pegang uang sama sekali,” Jujur Sasa.

Organisasi juga berperan penting dalam kehidupan kuliah Sasa, karena menurutnya banyak hal yang bisa didapatkan menjadi mahasiswa berorganisasi. Ilmu, relasi, pengalaman serta bisa bertemu dengan banyak orang merupakan hal berharga yang didapatkannya saat berorganisasi. Sasa aktif menjadi anggota LPM Acta Surya sejak awal kuliah.

“Meskipun aku udah bekerja sambil kuliah, beorganisasi itu penting. Aku bisa belajar banyak hal di organisasi itu sendiri. Pintar mengatur waktu aja biar ketiganya gak kelabakan, kadang harus ada yang dikorbanin entah itu aku harus izin kerja, izin kuliah sampai izin tidak mengikuti kegiatan organisasi. Aku bersyukur banget bisa ikut organisasi,” ujar Sasa.

Sosok kedua orangtua Sasa menjadi tameng terkuat dalam kehidupannya. Disaat merasa lelah, ia selalu mengingat bahwa orang tuanya adalah alasan Sasa menjadi seperti sekarang. Ada orang tua yang lebih capek daripada Sasa.

Diakhir wawancara melalui pesan whatsapp, Sasa memberikan harapan untuk calon wisudawan terbaik selanjutnya agar bisa membanggakan Orang tua dan Kampus.

“Untuk calon wisudawan terbaik selanjutnya, semoga bisa lebih baik dan bisa memberikan contoh yang baik bagi semua orang. Tentunya bisa membuat kampus AWS bangga. Tetap semangat, ya adik – adik,” pungkasnya. (N: cha)

Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
redaksi
  • Website

Related Posts

Waldan, Penulis adalah Pengabadian

26 September 2020

Hiliyah, Pedagang Kecil di Tengah Corona

24 April 2020

Sumarni, Sosok Kartini Masa Kini

23 April 2020

Leave A Reply Cancel Reply

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

NAVIGASI
  • IKLAN
  • E MAGAZINE
  • TENTANG KAMI
  • ATURAN PENGGUNAAN
  • ARSIP
  • KONTAK
JEJARING KAMI
Tweets by actasurya
Facebook Twitter Instagram Pinterest
  • IKLAN
  • E MAGAZINE
  • TENTANG KAMI
  • ATURAN PENGGUNAAN
  • ARSIP
  • KONTAK
© 2023 ThemeSphere. Designed by ThemeSphere.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.