Jumlah pemilih muda dalam pemilihan umum (pemilu) 2024 mencapai 60 persen. Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI per Februari 2023, pemilih muda yang berusia maksimum 40 tahun pada hari pemungutan suara 14 Februari 2024, berjumlah 107 juta orang.
Dalam rangka menggerakan kesadaran politik di kalangan anak muda, mahasiswa semester tiga dan lima Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa-AWS) menggelar Seminar Nasional Politik dan Penyiaran dengan tajuk “Kontribusi Media Penyiaran Dalam Meningkatkan Pemahaman Para Pemilih Muda” yang dihelat di Ruang Multimedia Stikosa-AWS, Sabtu (13/1).
“Karena jumlah pemilih muda kurang lebih mencapai 60 persen, penting untuk diadakan literasi politik bagi anak muda khususnya di lingkup kampus. Seminar ini akan menjadi bahan refleksi dan mengajak anak muda untuk melek politik,” ujar Damara Surya ketua pelaksana seminar.
Seminar ini juga diadakan secara hybrid melalui zoom dan youtube diikuti sekitar 135 peserta, menghadirkan dua tokoh media dan ketua KPID Jatim. Mereka adalah Yasin Al Raviri pewarta Jawa Pos Tv, Machmud Suhermono Wakil Ketua PWI Jatim, dan Immanuel Yosua Tjiptosoewarno Ketua KPID Jatim.
“Antusiasme peserta juga cukup tinggi, peserta seminar yang mengikuti zoom berasal dari berbagai kampus di luar daerah. Ada yang dari Riau, Bandung, Kalimantan, Medan, Bandung, dll. Menariknya lagi ada siswa SMP juga yang bergabung seminar,” jelas Damara.
Yasin Al Raviri menyampaikan dalam menyambut pesta demokrasi 2024, Jawa Pos Tv menghadirkan program baru yang memberikan berita politik seputar pemilu 2024. Ia juga menambahkan bahwa program ini dibuat untuk mengedukasi dan memberikan gambaran kepada masyarakat terkait calon pemimpin yang akan dipilih.
“Valentin Demokrasi merupakan program yang digagas oleh teman redaksi untuk menghantarkan pemilu 14 Februari. Program ini menjadi mini segmen untuk tiap program harian dan program sendiri dengan durasi 30 menit, terang Yasin.
Pria bertubuh tinggi ini juga berharap melalui program ini pemilih bisa bebas memilih dari pemikiran sendiri.
“Harapannya sebagai media massa, pemilih memiliki point of view yang bebas dari pemikirannya sendiri yang sudah mereka dapat dari semua platform media massa termasuk Jawa Pos TV. Kami juga berharap pemilih dapat meningkaktkan keinginan berpartisipasi dalam pemilu nanti,” harapnya.
Immanuel Yosua Tjiptosoewarno dalam seminar ini juga berpesan agar masyarakat khususnya anak muda memilih pemimpin dengan rasionalisasi yang benar. Ia juga menambahkan bahwa anak muda juga bertanggungjawab melakukan pendampingan untuk melawan hoax.
“Anak muda harus lebih mengenal siapa yang akan mereka pilih nantinya dan memilih dengan rasionalisasi yang benar. Sebagai insan digital anak muda juga bertanggungjawab melakukan pendampingan melawan hoax bagi generasi di atas mereka,” tegas Yosua sapaan akrabnya.
(N/F: Keo/Bas)