Actasurya.com – Film yang dirilis pada 29 April 2011 lalu ini cukup berani mengungkap cara-cara para cukong dunia mengelabui perhatian khalayak melalui bisnis-bisnis. Seperti narkoba, eksploitasi anak di bawah umur, premanisme, perdagangan manusia, senjata, dan dengan melempar isu Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA). Sementara di balik itu semua, ada bisnis besar yang tujuan utamanya adalah mengeruk Sumber Daya Alam di negara-negara berkembang. Utamanya adalah di Benua Asia.
“Semua parasit beradaptasi ke induk semangnya dan berevolusi. Hanya masalah waktu,” demikian salah satu kalimat yang diucapkan Gerry.
Film The Veteran ini disutradarai Matthew Hope. Naskah ditulis oleh sang sutradara dan Robert Henry Craft. Ada semacam pesan-pesan penting yang diucapkan Gerry dalam film tersebut. Terutama pada adegan yang terjadi di tempat parkir basement sebuah gedung saat didatangi pemeran utama. Secara implisit Gerry menjelaskan tentang diciptakannya kekacauan secara sengaja di negara-negara berkembang, yang memiliki sumber daya alam (SDA) berkualitas tinggi dan tentu saja rentang waktu nilai ekonominya cukup panjang.
Lebih lanjut Gerry menekankan prinsip dari para elit global adalah untuk perang. Otoritas dasar dari negara modern, yang dikuasai para orang kaya terletak pada kemampuan mereka berperang. Hari ini minyaknya, besok air, dan lain-lain. Itulah yang suka kami sebut, God Business; senjata, minyak, narkoba, dan sebagainya.
“Populasi yang selalu dalam ketakutan permanen, tidak banyak bertanya. Hasrat kami berperang, menjadi hasrat mereka. Pengorbanan yang dikehendaki. Ketakutan adalah liburan, ketakutan adalah kontrol, ketakutan adalah uang,” lanjut Gerry, sambil berdiri samping pintu mobil sedan miliknya.
“Apa kamu tahu arti ‘train tracking’ dan ‘battery’? Mungkin kamu harus melihat lebih dekat di tempat tinggalmu dan sekitarnya,” itulah kalimat terakhir Gerry sebelum tewas ditembak aktor utama.
Aktor asal Britania Raya, Tobias Alistair Patrick Kebbell, atau yang lebih dikenal dengan Toby Kebbel, adalah pemeran utama dari Film The Veteran, dengan nama peran, Robert Miller. Ia adalah tentara Amerika dari satuan terjun payung yang lihai dalam berbagai operasi militer. Saat itu Miller sering ditugaskan menjadi pasukan khusus. Afghanistan, adalah wilayah yang menghantui hidupnya. Perang batin Miller berkecamuk, antara tugas dan rasa kemanusiaan. Selain Toby Kebbel, ada juga aktris Adi Bielski, dengan nama peran Alyana Wallace yang memiliki kemampuan mengoperasikan berbagai senjata api.
Alyana merupakan satu-satunya agen perempuan dengan tugas sebagai perantara komunikasi bisnis para elit global yang berasal dari beberapa negara. Dia menguasai banyak bahasa, dan strategi intelijen. Dengan mengikuti gerak-gerik Alyana, Miller berhasil mendapat beberapa informasi penting dari Alyana. Dimana Miller berusaha meyakinkan Alyana agar pergi jauh dan meninggalkan pekerjaannya. Miller akrab dengan Bashy (diperankan oleh Ashley Thomas, aktor dan rapper asal Inggris), seorang pemuda muslim yang peduli pada generasi penerus, disebabkan makin banyak remaja di wilayahnya dipengaruhi narkoba dan bebasnya perdagangan senjata, yang dilindungi sekelompok preman suruhan para mafia.
Tak cuma mendapatkan ancaman, Bashy juga jadi korban pengeroyokan hingga mengalami luka yang cukup serius. Miller membantunya dan mengungkap sebuah konspirasi yang melibatkan badan intelijen dengan cara berpura-pura menerima tawaran dari anak buah Gerry Langdon, yaitu menjadi agen pengintai sel-sel teroris. Namun di balik itu Miller juga mencari tau tentang bisnis besar para mafia.
Riset yang cukup mendalam dilakukan sutradara Mathew Hope, termasuk membaca Laporan Studi kerja sama antara Pentagon dan Survei Geologi Amerika Serikat satu setengah dekade sebelum film tersebut diproduksi. Salah satunya menyebutkan Afghanistan memiliki cadangan mineral bernilai lebih dari 1 triliun dolar amerika, yang belum dimanfaatkan secara keseluruhan.
Setelah Film The Veteran ramai dibicarakan, pada Desember 2013 Hamid Karzai, Presiden Afghanistan saat itu mengklaim bahwa nilai cadangan mineral di negaranya sekitar 30 triliun dolar amerika. Lebih besar dari enam puluh kali lipat nilai pendapatan bidang pertambangan global hingga tahun 2016. Pada Akhir Juli 2017, New York Times kembali memberitakan hal yang sama.
Selain cadangan bijih besi, uranium, seng, tantalum, bauksit, batu bara, gas alam, dan tembaga, di Afghanistan juga banyak lithium, emas, perak, dan platinum.
Lithium adalah bahan baku masa depan yang banyak dicari, utamanya untuk produksi baterai smartphone dan mobil listrik. Agustus 2021 Presiden Amerika, Joe Biden memutuskan menarik mundur pasukannya dari Afganistan setelah gejolak perang selama 20 tahun. Dalam waktu yang tak lama, Taliban mengklaim Afganistan telah dikuasai mereka. Dari dua peristiwa itu, tentu saja muncul banyak pertanyaan.
Ketika berita tentang Afganistan empat tahun terakhir kembali hangat dibicarakan, pada 15 Juli 2020, dan 22 Juni 2022, salahsatu stasiun tv swasta di Indonesia, menayangkan ulang film The Veteran. Beberapa media pun turut memberitakan.
“Kami terus menghasilkan uang dengan terbakarnya dunia. Tapi ini bisa bekerja hanya jika masyarakat tetap tidak peduli, sampai semuanya terlambat,” petikan kalimat satir serta warning dari Gerry yang diperankan aktor senior Brian Cox, telah membuka tujuan dibalik perang-perang yang diciptakan itu.
Meski dikemas dalam bentuk fiksi, setidaknya film The Veteran, secara tidak langsung telah menyampaikan pesan kepada Negara-negara berkembang yang memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang luar biasa, tentang bagaimana masyarakat dibuat sibuk memikirkan bagaimana cara mempertahankan hidup. Disilaukan dengan bergilirnya sesuatu yang trending, seperti produk-produk (visual dan fisik) yang sejatinya tidak esensial, dan lebih banyak pada kebutuhan tersier, dengan tujuan untuk menjauhkan masyarakat dari pola pikir kritis. Sangat masuk akal jika semakin banyak populasi atau masyarakat yang tidak banyak bertanya, maka ancaman pun akan semakin besar. (Syarif WadjaBae)