Acta Surya – Berkulit sawo matang, Berpostur tinggi 161 cm, dan berpribadi ramah. Dia salah satu Calon Mahasiswa Baru (camaba) di Stikosa-AWS (Sekolah Tinggi Ilmu Koomunikasi-Almamater Wartawan Surabaya) periode 2017. Laki-laki bernama Moh. Hasan ini mengambil jurusan Journalistic di Stikosa-AWS, ia bercerita bahwa ketika ingin menjajaki dunia perkuliahan ia disarankan oleh temannya yang kebetulan adalah alumni dari AWS sendiri.
Banyak wacana pendidikan sebagai wartawan tulis atau biasa disebut kuli tinta saat ini mulai kurang diminati. Kebanyakan saat ini masyarakat lebih memilih mengikuti arus modern sebagai wartawan televisi maupun online. Tetapi wacana tersebut tertampik oleh Hasan.
Ia bercerita bahwa dulu pernah mengeyam pendidikan di SMPN 1 Kwanyar Kota Madura, namun hanya dilakoni sampai bangku kelas dua saja. Kemudian ia meneruskan menimba ilmu dengan melajutkan di sekolah Tsanawiyah hingga ke sekolah Aliyah. Namun di sekolah Aliyah hanya bertahan sampai beberapa bulan saja. Karena ia mengaku kurang minat melanjutkan pendidikan formal lantaran terlanjur tertarik dengan kegiatan seni.
Beberapa tahun kemudian ia melanjutkan pendidikan formalnya di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Cendana. Pada akhirnya dengan berbekal Ijazah tersebut ia kembali mendapat kesempatan mengais ilmu di AWS.
Berawal dari hobinya pada seni rupa dan sastra, khususnya oil painting. Selain seni, dirinya juga gemar menuliskan kisah hidupnya yang dituangkan dalam blogger. Setelah 3 tahun lamanya menulis, tulisannya mendapatkan perhatian salah satu media lokal di Sampang, Madura. Saat ini ia sedang menggeluti pekerjaan menjadi jurnalis di majalah Fakta.
“Saya punya hobi melukis dan menulis, saya menulis di blog pribadi saya. Lalu ada temen dari media melirik tulisan saya yang sesuai dengan kaidah penulisan jurnalistik dan saya di dapuk menulis di media lokal Sampang madura,” jelasnya.
Menurut pria tersebut, profesi wartawan tidak harus menempuh pendidikan formal sebagai wartawan, tetapi masih ada banyak cara untuk meng-implikasikan ilmu menulis. Tetapi pria berlogat Madura tersebut memilih untuk menempuh pendidikan di Stikosa-AWS, karena dirinya mengakui bahwa dia masih butuh memperdalam lagi wawasan akan jurnalistik.
Hobi menulis mengantarkannya ke profesinya saat ini yaitu menjadi jurnalistik, namun ada keinginan yang belum dipenuhi yaitu menjadi wartawan perang yang dimana pewarta ini ditugaskan meliput di media perang. “ Saya ingin menjadi wartawan perang,” cakapnya.
Hasan berharap, ketika sudah mendapat ilmu yang dibutuhkan menjadi seorang jurnalistik ia dapat mengaplikasikan semua keilmuan yang didapat. “Sehingga bisa menunjang karir kerja yang ingin saya tempuh setelah lulus dari AWS,” tutupnya. (N/F: Ardini)
TRENDING
- Berani Berbisnis: Mahasiswi Inspiratif Seimbangkan Pendidikan dan Usaha
- Peringatan Hari Anti Penghilangan Paksa Internasional 2024 dengan Pameran dan Orasi Kemanusiaan di Unair
- Aksi Darurat Demokrasi di Surabaya, Buntut Kontroversi RUU Pilkada
- Tolak RUU Penyiaran, Koalisi Masyarakat dan Pers di Surabaya Gelar Aksi
- Laboratorium Jurnalisme di Kampus Wartawan
- Bangun Kemampuan Berbicara Depan Umum, UKM Surabaya Muda Gelar Pelatihan Public Speaking
- Jajal Kuliner Khas Pontianak di Kedai Kungfu Kapasan
- Refleksi Satu Tahun Kepemimpinan Presbem Bobby: Fokus Mencari Dokumen yang Hilang