Actasurya.com – Benteng yang didirikan pada masa pemerintah kolonial Hidia Belanda ini mempunyai cerita sejarah yang menarik. Dahulu, benteng ini didirikan guna untuk mengantisipasi serangan militer dari wilayah laut utara. Benteng tersebut juga dijadikan sebagai tempat penyimpanan gudang persenjataan oleh Belanda.
Pada masa itu benteng ini dijadikan tembok pertahanan bagi Belanda untuk melawan jepang pada masa perang pasifik. Dibalik benteng yang kokoh dan tebal, Belanda juga membekali sudut-sudut tembok dengan meriam-meriam yang besar.
Namun meriam tersebut tak sampai tertembak ke arah lawan. Pada masa kedudukan Jepang benteng ini diambill alih dan digunakan sebagai basis pertahanan laut dengan menambahkan persenjetaan pada setiap ruang benteng. Karena gempuran armada Laut Inggris dan pesawat tempur, para pejuang yang bertahan di dalam Bungker Kedung Cowek akhirnya harus mundur.
Diperkirakan lebih dari 200 orang atau sepertiga dari pasukan Sriwijaya tewas. Mereka tewas di dalam Benteng Kedung Cowek. Banyak jenazah mereka yang tidak sempat dikuburkan karena perang berkecamuk cukup panjang. Namun hingga saat ini benteng yang pernah di jadikn Gudang Senjata itu sudah tidak digunakan lagi.
Karenanya, menurut cerita warga sekitar banteng tersebut menjadi angker, bahkan konon benteng tersebut dihuni oleh siluman ular. Hingga saat ini benteng itu masih terlihat kokoh dengan bangunan cor yang tebal. Banyak di hinggapi tanaman rambat menjulur sampai ke sudut Benteng.
Lumutnya yang mulai menghitam juga menghiasi bangunan tersebut. Sayangnya, aksi vandalisme yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab juga terlihat di dinding benteng yang banyak akan syarat sejarah itu.
Benteng yang berada di pinggir pantai itu seakan tak terawat, karena tumbuh-tumbuhan menjalar dan menyelimuti benteng. Bahkan, pohon-pohon yang menjulang tinggi juga tumbuh di kawasan itu, sehingga daerah tersebut seperti hutan rimba yang masih hijau.
Dari lokasi bungker, panorama laut dan indahnya Jembatan Suramadu terlihat jelas. Memasuki beberapa benteng ini perlu hati-hati, sebab beberapa ruangan gelap gulita meskipun siang hari.
Di beberapa ruangan juga ada kelelawar yang menghuni benteng. Jika berjalan mengukuti arah benteng, akan menjumpai ruangan berbentuk lingkaran, dan segi empat. Konon, tempat itu dulunya digunakan sebagai tempat penyimpanan peluru yang disimpan sebagai bahan persediaan perang.
Dalam waktu dekat bungker yang ada di kawasan Kedung Cowek itu akan dijadikan destinasi wisata baru di Kota Pahlawan. Dinas Pariwisata Kota Surabaya berencana menggandeng Kodam V Brawijaya untuk mengembangkan dan menghidupkan wisata bunker Kedung Cowek atau disebut pula bekas gudang peluru Kedung Cowek.
Plt Kepala Dinas Pariwisata Irvan Widyanto menuturkan, sebenarnya sebagian besar warga Surabaya sudah tahu kalau di daerah Kedung Cowek itu ada benteng atau gudang penyimpanan peluru. Namun, dulu tidak bisa masuk karena dijaga oleh TNI, sehingga tidak semua orang bisa memasuki benteng itu.
“Namun, bagaimana itu nanti bisa menjadi destinasi wisata baru di Surabaya, itu perlu dipikirkan bersama-sama. Sebab, ini bukan hanya tugas Dinas Pariwisata, tapi juga tugas semua stakeholder,” kata Irvan, Kamis (19/4/2018).
Dia melanjutkan, pemkot berencana membawa pemikiran itu di tingkat kota, sehingga semua dinas bisa bersinergi untuk sama-sama menghidupkan destinasi ini. Irvan juga mengaku akan berusaha menggandeng Kodam V Brawijaya selaku pemilik lahan di kawasan benteng-benteng itu.
“Saat ini kami memang tengah fokus untuk menggali potensi destinasi wisata baru di Surabaya, jika sudah ada gambaran, maka akan dikoordinasikan untuk sama-sama membangun atau menghidupkannya,” ungkapnya.
Irvan menambahkan, langkah awal untuk menghidupkan benteng di Kedung Cowek itu harus betul-betul ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya yang harus dilestarikan. Selanjutnya, kawasan itu harus dibersihkan dengan mengkoordinasikan kepada semua stakeholder.
“Baru selanjutnya bisa dilakukan pembenahan infrastrukturnya,” sambungnya. Irvan sendiri mengaku masih akan meminta petunjuk dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk langkah-langkah selanjutnya yang harus dilakukan. Tapi yang pasti, ketika dia bersama tim cagar budaya meninjau lokasi pada Senin, (16/4/2018), sudah dipastikan bahwa benteng-benteng itu sangat layak untuk dijadikan cagar budaya dan bagus dijadikan destinasi wisata baru di Surabaya.
“Jika ini bisa direalisasikan, maka akan menjadi wisata bunker pertama di Indonesia dan akan menambah destinasi wisata baru di Surabaya. Sehingga di pesisir Surabaya ternyata tidak hanya ada wisata pantainya, tapi ada satu lagi potensi wisata bunker atau benteng yang viewnya langsung laut. Semoga bisa terealisasi,” jelasnya.
Ikrom Ali Audah, salah satu warga Kedung Cowek mengatakan, warga sekitar sudah lama mengenal bungker besar yang katanya dulu dipakai menyimpan peluru. Selama ini para warga tak berani untuk masuk ke sana.
“Kan tidak dibuka untuk umum. Tapi kalau dijadikan tempat wisata sangat menarik. Bisa jadi pembelajaran bagi anak-anak tentang wisata sejarah,” ucapnya. (N/F: dni/kik)