actasurya.com – Aksi demo para Mahasiswa menolak Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) serta Minyak goreng (Migor) dilakukan oleh berbagai universitas Surabaya hingga Malang. Para aksi membawa poster unjuk rasa di depan Gedung DPRD Provinsi Jawa Timur, Surabaya, Kamis, 14 April 2022. Titik kumpul demo bertempat di Monumen Kebun Binatang Surabaya (KBS).
Aspirasi ini disuarakan melalui orasi maupun tulisan yang dipampang melalui poster dan baliho, seperti “Ekonomi sulit rakyat menjerit,” dan “ekonomi buruk rakjat terpuruk,”. Barisan mahasiswa ini turut serentak dalam menolak kenaikan yang dialami di Indonesia beberapa waktu terakhir. Terdapat tujuh aspirasi yang diharapkan oleh mahasiswa Surabaya yang berfokus pada perekonomian.
Selain Mahasiswa, aksi demo ini juga dilakukan oleh Serikat Buruh, Paramedis Jalanan, dan organisasi sosial. Salah satunya “Front Muda Revolusioner”, Organisasi Sosial yang menerbitkan produk Jurnalistik berupa Buku-buku, Analisa dan jurnal teori. Berdiri sejak 2008 , ikut serta mendukung perjuangan gerakan mahasiswa Surabaya.
Adijaya selaku anggota Front Muda Revolusioner mengatakan, bahwa kenaikan harga BBM dan Minyak goreng berasal dari krisis kapitalisme. pria berbaju putih menjelaskan, bahwa salah satu jalan keluar dari krisis ini adalah Revolusi sosialis.
“Disisi lain menunjukan bahwa kenaikan BBM ini adalah dari krisis kapitalisme yang menciptakan kemiskinan Perang dan semua krisis lingkungan. Satu satunya jalan keluar ialah Revolusi sosialis. Permasalahan ini selama tidak ada sistem kapitalisme pasti ada jalan keluarnya. Karena tuntutan mahasiswa memperoleh dukungan dari masyarakat, jadi ga terkesan ekslusif,” Ujarnya.
Selain itu, Adijaya berharap dengan adanya Aksi demo mahasiswa ini, dapat membantu rakyat dan berevolusi. ia menambahkan agar bahan pokok diturunkan, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat serta menaikkan upah buruh.
“Banting semua elemen rakyat dan revolusi. Selain kenaikan harga kebutuhan pokok turunkan harga sembako dan juga naikan upah buruh,” Tutupnya.
Lebih lanjut, massa aksi mulai membubarkan diri dari barisan pukul 17.00 WIB setelah Ketua DPRD Jawa Timur, Kusnadi menyanggupi tuntutan mahasiswa Surabaya dan bersedia untuk menyampaikan tuntutan tersebut ke pemerintah pusat.
(N/F:shf/dok.Pribadi)