actasurya.com – Di sebuah pemakaman tepatnya di Pemakaman Tlogo Pojok, Blitar tampak sosok nenek kurus kecil dengan kerudung abu-abu lusuh berbalut daster kotak-kotak tak sampai mata kaki. Di bawah terik matahari yang menyengat dan debu yang berterbangan, dia tekun membersihkan makam-makam yang ada di sana. Dia adalah Suryani, warga Tlogo Pojok Gg 4, Gresik.
Sudah 30 tahun, Suryani, menekuni profesi sebagai juru kunci di Pemakaman Tlogo Pojok. Setiap harinya dia membersihkan dan merawat pemakaman tersebut. Ini merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Belum lagi di umurnya yang genap 64 tahun.
Akan tetapi, Suryani pantang untuk menyerah demi mengais rezeki dan melanjutkan hidupnya. Di usia senjanya itu, dia tetap tersenyum tabah dengan keadaannya sekarang. Serba seadanya baik pakaian maupun tempat tinggalnya. Di rumah kecil dipadati pepohononan lebat, wanita kelahiran 5 November 1950 ini, hanya tinggal seorang diri.
Tahun 1982, dia menikah dengan Santoso, almarhum suaminya. Hanya saja, mereka tidak dikarunia anak. Tetapi, mereka tetap bersyukur. Suryani awalnya, bekerja sebagai penjual nasi keliling di lingkungan sekitarnya. Sepeninggal sang suami, barulah dia beralih profesi menjadi juru kunci makam untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Selama 30 tahun pula makam yang ia jaga selalu bersih. Penghasilan suryani selama menjaga makam tak begitu menetap. Terkadang sehari tidak mencapai Rp 20 ribu tetapi jika di hari sebelum puasa naik bisa sampai Rp 100 ribu. Hasil tersebut didapatnya dari keluarga yang datang ketika nyekar atau mengunjungi makam sanak keluarga sebelum puasa.
Namun di sela-sela kerjanya sebagai panjaga makam, dia sangat peduli terhadap anak jalanan. Dia selalu membagikan hasil kerja kerasnya kepada anak jalanan yang dia temui sepulang dari makam. Tak sedikit anak jalanan yang dibantunya dengan memberikan uang.
Dengan keihklsannya, Suryani berbagi kepada anak jalanan meskipun dia serba kekurangan. ”Saya ihklas, saya sadar meskipun saya kekurangan namun di luar sana ada yang lebih kekurangan. Dengan cara inilah, saya mensyukuri hidup,” ucap Suryani di akhir perbincangan.
naskah dan foto : Lutfi Aminuddin