actasurya.com – Bulan Mei selalu menjadi bulan yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Surabaya, untuk memeringati Hari Ulang Tahun Kota Pahlawan ini. Ada banyak agenda kegiatan yang dihelat dan sayang untuk dilewatkan. Mulai dari parade bunga hingga festival rujak uleg.
Tak kalah menarik dari kegiatan yang lain, ulang tahun kota berlambang ikan sura dan buaya ini juga dimeriahkan oleh Jambore Sepeda Tua Nusantara ke-6. Dengan mengusung tema Beach Onthel Merah Putih, Nurul Hamidah, selaku sekretaris pada acara ini mengatakan bahwa Merah Putih sengaja diimbuhkan pada tajuk karena menjadi ciri di tiap sepeda tua yang ada.
“Jadi merah putih diidentikkan sama setiap sepeda dengan selalu menggunakan bendera kebangsaan merah putih,” cakapnya.
Acara yang dihelat pada tanggal 12-13 Mei 2018 ini, menghadirkan agenda yang bervariasi tiap harinya. Pada tanggal 12 Mei, tepatnya pada hari Sabtu, kopi darat dan tukar pendapat menjadi salah satu agenda pada acara ini. Tak hanya itu, pada hari itu pula terdapat Pasar Klitikan yang dimana disana terdapat banyak aksesoris sepeda tua seperti topi, tas dan baju jaman dahulu.
“Kalau Minggu beda lagi, nama kegiatannya klinong-klinong. Itu bunyi khas bel sepeda tua,” tutur perempuan yang akrab disapa Midah ini.
Berbeda dengan tahun lalu yang memilih Sentra Ikan Bulak Kenjeran, guna memperkenalkan kekayaan Pantai Kenjeran dan sekitarnya. Klinong-klinong tahun ini mengambil rute Kenjeran-Jembatan Surabaya-Tambaksari-Ambengan-Kusuma Bangsa-Simokerto-Tuwowo dan berakhir dengan melewati bawah jembatan Surabaya.
Tak tanggung-tanggung, kegiatan onthel ini tak hanya diikuti oleh peserta Surabaya, namun beberapa peserta dari segala penjuru daerah. Ada dari Bandung, Semarang, Pati, Palangkaraya, Solo, Kebumen, Rembang, Bekasi, Jogja, Jepara dan Lombok.
Risky Aulia Ariesta, salah satu peserta dari Indiekom Surabaya mengatakan, event Jambore Onthel Nusantara merupakan event yang sangat tepat untuk menjadi wadah pemersatu NKRI. “Karena di sini semua orang bisa saling menghormati dan meghargai perbedaan tanpa pandang agama, suku dan usia. Selain menjadi wadah pemersatu NKRI, event ini juga sangat bagus untuk generasi muda supaya lebih mengenal sejarah,” ucap Risky.
Acara yang dipersiapkan tiga bulan sebelum hari H ini, juga mengadakan lomba bagi para peserta. Dengan kriteria peserta termuda-tertua, kostum yang unik, serta kekompakan dan kerapihan beregu.
Di penutup perbincangan, acara yang digawangi oleh Yulitein atau akrab disapa Gendon ini berharap, dengan event ini dapat mempererat tali persaudaraan serta dapat memperkenalkan objek wisata yang ada di Surabaya.
(N/F : Sasa, Dini)