actasurya.com – Kota tua Surabaya memiliki banyak cerita di setiap sisi kotanya, tak terkecuali dalam bidang industri kala penjajahan dulu. Salah satunya, industri pabrik sirup pertama di Indonesia yang ternyata ada di Surabaya. Kesan pertama saat melihat bangunan lawas itu, terasa arsitektur bangunan Belandanya.
Berdiri kokoh dua pilar jendela kuno khas Negara Kincir Angin, nampak kondisi lantai yang sudah usang dan pecah-pecah. Serta tulisan Pabrik Limoen J.C Van Drongelen & Hellfach yang identik dengan nama orang Belanda, menambah kesan bangunan itu memiliki sejarah panjang.
Di ruang utama bernuansa ala café dengan mengusung tema Heritage. Di tengah ruangan di tempatkan beberapa lemari berisikan botol yang dulu pernah diproduksi, serta terlihat juga brankas tua peninggalan Belanda yang menambah aksen vintage. Selain itu, beberapa foto tampak di pajang , salah satunya gambar guci berukuran besar yang gucinya hingga kini digunakan untuk menampung sirup yang diproduksi sampai saat ini.
Keberadaan sejarah pabrik sirup umumnya hanya diketahui oleh warga asli Kota Pahlawan atau pun pegiat sejarah. Seperti yang diutarakan Dewi Wulandari sebagai RND (Research and Development) bahwa pabrik ini yang pertama kali memproduksi sirup pertama di Indonesia bukan di Surabaya.
“ Ini pabrik yang memproduksi sirup pertama di Indonesia, bukan pertama di Surabaya. Banyak yang mengira pertama di Surabaya, cuma orang-orang yang paham sejarah aja, kalau pabrik pembuat sirup ini pertama di Indonesia,” jelas perempuan berumur 23 tahun ini.
Rumah produksi ini telah berdiri sejak 1923 dengan tetap mempertahankan nama aslinya, yaitu Pabrik Limoen J.C Van Drongelen & Hellfach yang diambil dari nama dua orang pendirinya yang berkebangsaan Belanda. Kata Limoen berarti minuman manis atau sirup yang siap diminum.
Kini pabrik yang telah bertahan puluhan tahun ini sudah dijadikan Cagar Budaya oleh Pemerintah Kota Surabaya. Saat ini pabrik sirup pertama di nusantara ini, hanya memproduksi sirup Siropen dengan berbagai macam jenis, diantarannya Siropen Telasih, Siropen Garmet dan Siropen Premium. Kata Siropen berasal dari bahasa Belanda yang berarti cairan kental manis atau sirup, hal itulah yang menjadi cikal bakal kata sirup di Indonesia.
Sejak berdirinya, pabrik ini telah berganti tangan kepemilikan sebanyak tiga kali dari jaman Belanda ke jaman Jepang. Namun, pada tanggal 14 Agustus 1945, Belanda mengambil alih kepemilikan. Setelah proses yang cukup lama, tepat pada tahun 1950 seluruh bangunan asing menjadi milik Negara Republik Indonesia tak terkecuali pabrik sirup ini.
Tak seperti pabrik lain yang memiliki banyak karyawan, rumah produksi ini memiliki total karyawan 15 orang. Pengelolahan sirupnya juga masih terbilang sangat tradisional, salah satunya saat penutupan botol sirup masih menggunakan uap air sebagai proses perekatnya.
Semakin banyaknya produk sirup saat ini membuat Dewi Wulandari memilki harapan tersendiri untuk kemajuan pabrik legenda ini. “ Ya, harapan saya sendiri, produk kita dapat terkenal kayak produk sirup-sirup lain,” ujar perempuan berkacamata itu.
Pabrik ini berlokasi di Jalan Mliwis no 5 kelurahan Krembangan Tengah, Surabaya. Jam operasi pabrik ini dari senin sampai jumat pukul 08.00 sampai 17.00 WIB dan sabtu pukul 08.00 sampai 12.00 WIB, namun libur di hari minggu dan hari libur Nasional.
(N/F: Fitri, Jelita)