Actasurya.com – Sabtu kemarin (30/9), salah satu UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) kampus Stikosa-AWS telah mengadakan pemutaran film hasil karya mereka di Café Omah Jaman Now. Acara yang diberi nama SIN (Sixth Indie Night) tersebut telah memasuki tahun keenamnya. Di tahun ini mereka mengangkat tema besar “Social Society”.
Dalam pemutarannya kali ini, KOPI menampilkan lima film yang diproduksi oleh sineas muda dari Angkatan Rantai dan dibagi dalam dua sesi. Di sesi pertama mereka menampilkan tiga karya film yang dibuat dalam kurun waktu tiga bulan sekali, dengan judul Paninggalan, RE(?) dan Hotel Prodeo Bapak & Voormen Brengos.
Alasan mereka mengangkat tema Social Society yaitu ingin menunjukan persoalan yang kerap kali terjadi di masyarakat. “Agar kita bisa lebih belajar dan mengetahui tentang isu-isu yang ada di sekitar, serta mengerti sosial bermasyarakat,” ujar Yonathan Bramantio selaku ketua pelaksana.
Ide yang diangkat dalam film-film tersebut memiliki segudang cerita yang menarik dan banyak pesan moral yang sebelumnya tidak terduga sama sekali.
Salah satunya film Paninggalan yang disutradarai oleh Novan Ismaniar Hindarto ini, menjelaskan alur di film tersebut. “Ada seorang penari tradisional yang tidak disukai oleh tetangga sekitarnya yang dianggap itu kuno dan ketinggalan jaman. Lalu penari tersebut mengubah penampilannya dengan balutan make up dan memakai dress mini, sehingga menarik hasrat laki-laki hidung belang untuk meniduri sang penari dan di film ini memberikan pesan moral bahwa dunia sex bebas masih merajalela terutama di kalangan remaja,” tuturnya.
Tak hanya itu, Fachmi Adi Pratama sutradara film Hotel Prodeo Bapak & Voormen Brengos ini menceritakan pejabat tinggi yang hidup enak walaupun ia berada di dalam sel tahanan. “Seperti adegan pejabat sedang memakan sushi yang dibalut uang itu menceritakan bahwa penjabat tersebut telah memakan uang rakyat kecil, serta memakan hati ayam yang melambangkan bahwa adanya penjualan organ tubuh manusia yang illegal,” ucapnya.
Film yang diputar terakhir dalam sesi pertama ini berjudul Re;(?) yang disutradari Inanda A’isa Mauliddia ini, menceritakan mahasiswa tingkat akhir yang berada di titik jenuh dalam aktivitas sehari-hari. “Semua orang memiliki titik jenuh dalam sebuah aktivitas sehari-hari, jadi film ini memberikan pesan kepada semua teman-teman mahasiswa, bagaimana kita bisa keluar dari titik tersebut dengan cara kita bersosialisasi dengan orang-orang sekitar kita,”cakapnyapada saat sesi diskusi film.
Tak hanya tiga film tersebut yang ditampilkan pada acara SIN6 sabtu kemarin. Lalu di pemutaran sesi kedua, film utamanya baru dimunculkan, yaitu “SRAWUNG” serta “TEMAN”. Dua produksi film tersebut digarap oleh lima angkatan mulai dari angkatan Escalation, Affirmation, Genesis, Grinta dan Rantai yang dibagi menjadi dua tim, Tim A memproduksi film SRAWUNG dan Tim B memproduksi film TEMAN.
Nofianty, sutradara film “SRAWUNG” mengatakan bahwa film ini menceritakan tentang permasalahan masyarakat dan cara menyikapi beberapa tetangga yang berbeda daerah seperti yang ada di adegan film, ada dari jawa, flores dan madura. Dengan kejadian mati lampu di kampung, dapat membuat orang-orang itu srawung atau berkumpul.
Sedangakan Geofani, sutradara film “TEMAN” menjelaskan alur cerita film dengan, “Ada seorang anak perempuan yang mempunyai masalah dalam sosialisasi dan tidak mempunyai teman sama sekali. Sehingga ia mempunyai berbagai cara untuk mendapatkan teman walaupun dengan cara membunuh dan mengawetkan tubuh temannya, Menurutku ini banyak terjadi di kehidupan nyata,” ucapnya.
Di sela-sela pemutaran film ini, ada juga diskusi-diskusi mengenai film yang telah di putar. Selain itu kegiatan ini turut dimeriahkan oleh band akustik: Ombak-ombak Kecil. Lalu puncak acara ditutup dengan pembacaan pemenang lomba “Snapgram On The Spot”.
Meski KOPI Production merupakan UKM dari kampus Stikosa-AWS, pengunjung yang datang tidak hanya melingkupi dari kampus itu saja. Banyak pengunjung yang berasal dari film maker kampus di Surabaya serta anak-anak sekolah SMK
Presiden BEM Stikosa-AWS pun turut hadir dalam pemutaran film sabtu malam, Acara ini bagus karena di tiap tahun KOPI Production membuat acara ini sebagai satu wadah hasil karya mereka untuk ditampilkan. Menarik sih, seharusya memang acara-acara seperti ini yang harus dibuat,” kata Anggadia,
(N/F: Avit Dewi/ Andhi )