actasurya.com – Selain memiliki sebutan kota UKM (Usaha Kecil Menengah). Kota Sidoarjo ini juga memiliki keunikan tersendiri. Yaitu salah satu desanya bernama JL.Wayo, dalam bahasa jawa wayo berarti poligami. Sesuai dengan namanya, sebagian warga di jalan tersebut memiliki istri lebih dari satu.
Jalan tersebut awalnya bernama KH Ahmad Dahlan. Namun karena sebagian besar warganya dalam berumah tangga memiliki istri lebih dari satu, maka warga setempat mengganti nama jalan tersebut menjadi Jl. Wayo.
Jl. Wayo yang terletak di Desa Kedung Banteng, Tanggulangin Sidoarjo ini ada sejak tahun 1979. “ Waktu itu sekitar 70 persen warga sini berpoligami,” tutur Ridhoi, mantan pengurus perangkat desa. Menariknya kendati warga di jalan tersebut tinggal satu desa dengan suami atau istri keduanya mereka tetap memiliki hubungan yang harmonis antar istri tua dengan istri muda.
Namun Sholeh, selaku ketua RT enggan berkomentar menanggapi jl. Wayo ini, Ia menjelaskan bahwa nama ini ada karena buatan anak-anak saja, “memang ada, tapi gak banyak. Dan wajar didesa lain juga ada yang berpoligami, tambahnya
Ridhoi menyebutkan, waktu itu didesa ini sangat banyak yang berpoligami, ada yang istri pertama yang tinggal di jalan wayo. Ada juga yang tinggal bersamaan dalam satu atap, dan beraneka ragam lainnya. Para pria yang melakukan wayo tidak selalu berkecukupan dalam segi financial.
Berbeda dengan kondisi saat ini, dimana poligami di Jalan Wayo sendiri sudah mulai menyurut tak seperti dulu, hal itu di picu oleh berbagai sebab salah satunya banyak para poligami yang telah senja di makan usia. Sehingga jumlah para wayo tidak semarak dulu. Bahkan warga saat ini mulai enggan menceritakan asal usul Jalan Wayo karena malu.
Terlepas hal itu, warga Jalan Wayo RT 02 RW 01, tidak menginginkan untuk mencabut nama jalan tersebut dan mengembalikan seperti semula, “ Nama itu sudah ga bisa diganti, karena sudah mbalung susu alias mendarah daging,” tutup Ridhoi. (N/F: Hening)