actasurya.com
  • HOME
  • BERITA
  • FEATURES
    • TOKOH
    • SENI & BUDAYA
    • GAYA HIDUP
  • OPINI
  • SASTRA
    • PUISI
    • CERPEN
  • PHOTOGRAPHY
  • E MAGAZINE
  • REDAKSI
Facebook Twitter Instagram
TRENDING
  • Sepenggal Kisah Museum Pahlawan
  • Kebebasan Pers Dibungkam LPM Lintas Ajukan Gugatan
  • Ngonten Bareng Warga, Bentuk Upaya Optimalisasi Potensi Wisata Bahari Sontoh Laut
  • Lomba Dayung Sampan, Bentuk Promosi Wisata Air Sungai Kalimas
  • Surabaya Vaganza, Wujud Kebangkitan Ekonomi Kota Pahlawan
  • Festival Rujak Kembali, Setelah Vakum Selama Pandemi
  • RRI Pro 2 Goes To Campus, Gelar Talkshow di Kampus Wartawan
  • Sirikit Syah Berpulang, Kampus Pencetak Wartawan Berduka
Facebook Twitter Instagram
actasurya.com
  • HOME
  • BERITA
  • FEATURES
    • TOKOH
    • SENI & BUDAYA
    • GAYA HIDUP
  • OPINI
  • SASTRA
    • PUISI
    • CERPEN
  • PHOTOGRAPHY
  • E MAGAZINE
  • REDAKSI
actasurya.com
Home»FEATURES»Sidoarjo Sediakan Kampung Poligami
FEATURES

Sidoarjo Sediakan Kampung Poligami

redaksiBy redaksi6 Maret 2016Updated:8 Maret 2016Tidak ada komentar2 Mins Read
Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

actasurya.com – Selain memiliki sebutan kota UKM (Usaha Kecil Menengah). Kota Sidoarjo ini juga memiliki keunikan tersendiri. Yaitu salah satu desanya bernama JL.Wayo, dalam bahasa jawa wayo berarti poligami. Sesuai dengan namanya, sebagian warga di jalan tersebut memiliki istri lebih dari satu.

Jalan tersebut awalnya  bernama KH Ahmad Dahlan. Namun karena sebagian besar warganya dalam berumah tangga memiliki istri lebih dari satu, maka warga setempat mengganti  nama jalan tersebut menjadi Jl. Wayo.

Jl. Wayo yang terletak di Desa Kedung Banteng, Tanggulangin Sidoarjo ini ada  sejak tahun 1979. “ Waktu itu sekitar 70 persen warga sini berpoligami,”  tutur Ridhoi, mantan pengurus perangkat desa. Menariknya kendati warga di jalan tersebut tinggal satu desa dengan suami atau istri keduanya mereka tetap memiliki hubungan yang harmonis antar  istri tua dengan istri muda.

Namun Sholeh, selaku ketua RT enggan berkomentar menanggapi jl. Wayo ini, Ia menjelaskan bahwa nama ini ada karena buatan anak-anak saja, “memang ada, tapi gak banyak. Dan wajar didesa lain juga ada yang berpoligami, tambahnya

Ridhoi menyebutkan, waktu itu didesa ini sangat banyak yang berpoligami, ada yang istri pertama yang tinggal di jalan wayo. Ada juga yang tinggal bersamaan dalam satu atap, dan beraneka ragam lainnya. Para pria yang melakukan wayo tidak selalu berkecukupan dalam segi financial.

Berbeda dengan kondisi saat ini, dimana poligami di Jalan Wayo sendiri sudah mulai menyurut tak seperti dulu, hal itu di picu oleh berbagai sebab salah satunya banyak para poligami yang telah senja di makan usia. Sehingga jumlah para wayo tidak semarak dulu. Bahkan warga saat ini mulai enggan menceritakan asal usul Jalan Wayo karena malu.

Terlepas hal itu, warga Jalan Wayo RT 02 RW 01, tidak menginginkan untuk mencabut nama jalan tersebut dan mengembalikan seperti semula, “ Nama itu sudah ga bisa diganti, karena sudah mbalung susu alias mendarah daging,” tutup Ridhoi. (N/F: Hening)

jalan wayo kampung poligami Sidoarjo
Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
redaksi
  • Website

Related Posts

Sirikit Syah Berpulang, Kampus Pencetak Wartawan Berduka

27 April 2022

Turun Andil, “Front Muda Revolusioner” Suarakan Aspirasi Melalui Jurnal

15 April 2022

Misteri dibalik Hotel Niagara: Three Beautiful Ghost

9 Juni 2021

Leave A Reply Cancel Reply

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

NAVIGASI
  • IKLAN
  • E MAGAZINE
  • TENTANG KAMI
  • ATURAN PENGGUNAAN
  • ARSIP
  • KONTAK
JEJARING KAMI
Tweets by actasurya
Facebook Twitter Instagram Pinterest
  • IKLAN
  • E MAGAZINE
  • TENTANG KAMI
  • ATURAN PENGGUNAAN
  • ARSIP
  • KONTAK
© 2022 ThemeSphere. Designed by ThemeSphere.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.