actasurya.com – Alunan lagu Indonesia Raya selalu berdengung di telinga dan benak masyarakat Indonesia dari masa ke masa. Semangat patriotisme yang lahir dari komposer lagu kebangsaan tersebut, yakni W.R. Supratman, mengantarkan Indonesia pada era kejayaan yang tak akan pernah terlupakan. Jasad pribadi yang memiliki peranan penting dalam kemerdekaan Indonesia ini, ditempatkan di rumah yang sekarang dikenal sebagai Rumah W.R Supratman.
Kediaman yang beralamat di Jalan Mangga no 21, Kecamatan Tambaksari, Surabaya ini merupakan rumah dari kakak Supratman yang bernama Rukiyem Supratijah. Rumah ini menjadi tempat persembunyian Supratman saat melarikan diri dari pemerintahan Hindia Belanda setelah ia menciptakan lagu Indonesia Raya. Bangunan bersejarah ini ditetapkan oleh pemerintah Indonesia sebagai salah satu cagar budaya di Surabaya sejak tahun 1996 .
Sebelum W.R Supratman bersembunyi di Surabaya, mula-mula ia terlebih dahulu menetap di daerah Cimahi dan kemudian berpindah ke Pecina. Barulah setelah itu Supratman pergi ke Surabaya sampai ia ditangkap serta wafat karena disiksa di dalam penjara oleh prajurit Batavia.
Saat melangkah ke depan halaman bangunan bersejarah ini, terdapat patung pria yang bercat hitam sedang memainkan biola. Di bawah patung itu terdapat tertulis dengan jelas nama Wage Rudolf Supratman.
Rumah W.R Supratman ini memiliki arsitektur seperti rumah gadang, ditambah lagi terdapat pintu serta jendela khas yang menambah kesan bersejarah pada rumah ini. Selain itu, terdapat taman kecil berisikan bunga-bunga penuh warna yang memberi kesan segar di sekitarnya.
Saat kita memasuki rumah peristirahatan terakhir dari komposer tersebut, akan terdengar alunan lagu-lagu perjuangan. Akan terlihat pula banyaknya foto-foto W.R. Supratman saat ia muda bersama dengan teman maupun keluarganya. Ada juga beragam penghargaan yang menghiasi rumah tersebut. Selain itu juga terdapat karya-karya yang dihasilkan oleh sang Maestro sewaktu masih hidup.
Rumah yang memiliki dua ruangan ini, memiliki replika biola yang sering dimainkan oleh W.R supratman saat menciptakan karya-karyanya. Barang tersebut sudah berada dalam bangunan ini sejak tahun 2003. Sementara untuk biola yang asli diletakkan pada museum Sumpah Pemuda di Jakarta. Meski di sana pun biola tersebut tidak dipajang melainkan disimpan.
“Kalau untuk foto-foto maupun piagam yang terpampang di sini berasal dari arsip ahli waris keluarga W.R Supratman. Ada juga yang dari Badan Arsip Nasional,” ungkap Yanuar selaku staf Dinas Kebudayaan yang menjaga bangunan itu serta pemandu bagi masyarakat yang berkunjung.
Rata-rata mereka yang mengunjungi rumah bersejarah itu merupakan anak-anak SMA maupun Kuliah. “Kalau saya datang ke sini sih tujuannya untuk mengerjakan tugas sekolah,” ucap Richard, salah satu pengunjung rumah W.R. Supratman.
Tak hanya warga Surabaya saja yang biasa berkunjung ke bangunan itu. Ada juga masyarakat luar kota yang datang jauh-jauh demi mengenang sejarah. Selain itu, ada pula masyarakat dari macanegara yang turut berkunjung ke rumah ini. Jika ingin melawat ke Rumah W.R Supratman ini, jam operasional dimulai pada pukul 09.00 – 17.00 WIB. (N/F: Paulus, Surya)