actasurya.com
  • HOME
  • BERITA
  • FEATURES
    • TOKOH
    • SENI & BUDAYA
    • GAYA HIDUP
  • OPINI
  • SASTRA
    • PUISI
    • CERPEN
  • PHOTOGRAPHY
  • E MAGAZINE
  • REDAKSI
Facebook Twitter Instagram
TRENDING
  • Sepenggal Kisah Museum Pahlawan
  • Kebebasan Pers Dibungkam LPM Lintas Ajukan Gugatan
  • Ngonten Bareng Warga, Bentuk Upaya Optimalisasi Potensi Wisata Bahari Sontoh Laut
  • Lomba Dayung Sampan, Bentuk Promosi Wisata Air Sungai Kalimas
  • Surabaya Vaganza, Wujud Kebangkitan Ekonomi Kota Pahlawan
  • Festival Rujak Kembali, Setelah Vakum Selama Pandemi
  • RRI Pro 2 Goes To Campus, Gelar Talkshow di Kampus Wartawan
  • Sirikit Syah Berpulang, Kampus Pencetak Wartawan Berduka
Facebook Twitter Instagram
actasurya.com
  • HOME
  • BERITA
  • FEATURES
    • TOKOH
    • SENI & BUDAYA
    • GAYA HIDUP
  • OPINI
  • SASTRA
    • PUISI
    • CERPEN
  • PHOTOGRAPHY
  • E MAGAZINE
  • REDAKSI
actasurya.com
Home»FEATURES»Sepak Terjang Musik Indie di Telinga Masyarakat
FEATURES

Sepak Terjang Musik Indie di Telinga Masyarakat

redaksiBy redaksi31 Januari 2018Updated:9 April 2018Tidak ada komentar3 Mins Read
Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Actasurya.com – Musik indie selalu punya ruang di hati para penikmat yang bosan dengan tawaran mainstream. Apalagi musik indie di Indonesia, telah tersebar luas dan mulai naik ratingnya. Seperti Fourtwnty, Payung Teduh, Efek Rumah Kaca, Banda Neira, Float dsb. Beberapa band tersebut kini banyak mencuri perhatian masyarakat luas.

Banyaknya penikmat yang menyukai lagu-lagu band indie tersebut mempunyai beberapa alasan, dari alunan serta lirik lagu yang dinyayikan semakin membuat penggemar terbawa suasana. Musik indie mempunyai pasarnya sendiri, mulai kalangan remaja hingga dewasa mampu menikmati alunan musik indie dengan caranya sendiri-sendiri.

Musisi indie berkreasi sesuai keinginan tanpa perlu ragu akan tuntutan dari label-label besar, mereka mengutamakan kebebasan dan kejujuran baik dari tema lagu maupun penampilan yang digunakan di atas panggung, musisi ini lebih bebas mengeksplore kreativitasnya dalam berkarya.

Perkembangan musik indie dulu dan sekarang mempunyai perbedaan yang sangat drastis. Tahun 2000-2006 pegiat musik indie bersaing dengan label-label besar. Grup band dengan genre musik Pop menguasai pasar. Masyarakat lebih suka mendengarkan lagu Pop bertema cinta.

Tetapi lambat laun, perkembangan musik Indonesia semakin maju. Ditambah lagi dengan zaman yang makin canggih. Sehingga musik indie yang bertema sosial bisa diperdengarkan melalui aplikasi-aplikasi dari internet.

“Dengan adanya teknologi yang sudah canggih misalnya youtube, yang dapat membantu para band indie untuk mengenalkan karyanya kepada kalangan masyarakat. Ya meskipun sampai sekarang jarang musik indie yang tampil di tv, tetapi punya penggemar tersendiri,” ujar Bima, salah seorang penggemar musik Indie.

Persaingan industri musik Indonesia sangat ketat, band-band indie kini mulai mengepakkan sayapnya untuk tetap berkarya. Banyak lagu baru yang diciptakannya, mulai diputar berkali-kali oleh penggemarnya. Beberapa film box office memakai soundtrack dari lagu-lagu indie, lagu dari band Fourtwnty yang berjudul “zona nyaman” merupakan soundtrack dari film Filosofi Kopi 2.

Indonesia memiliki bakat-bakat musik yang dapat menembus pasar internasional. Pembuktian tersebut diberikan oleh para musisi indie dalam negeri. Contohnya seperti Efek Rumah Kaca, dikenal dengan lagu-lagunya yang menyentuh keadaan sosial masyarakat sekitar. Selama perjalanannya band ini berhasil memenangkan penghargaan musik, antara lain Best Cutting Edge Artist dari MTV Indonesia Awards 2008, Rookie of The Year dari Rolling Stone Indonesia pada tahun 2008, The Best Album serta Favorite Alternative Song dari Indonesia Cutting Edge Music Awards 2010.

Beberapa judul lagu yang dibawakan Efek Rumah Kaca seperti Cinta Melulu, Desember, dan di album Efek Rumah Kaca lainnya, buktikan bahwa ia mampu bersaing dengan band-band label besar lainnya. Dengan karyanya yang anti mainstream ini, Efek Rumah Kaca sudah lebih terkenal di Luar Negeri dibanding di Negaranya sendiri.

Semua musisi yang terjun ke dalam dunia indie itu rata-rata musisi yang punya intensitas lebih dalam berkarya dan lebih banyak menyampaikan pesan sosial, kehidupan sehari-hari, adapun lagu tentang cinta mampu dibawakannya dengan kritis dan berbobot. Tidak seperti musisi zaman sekarang, lagu-lagu yang dibawakannya kurang menyampaikan pesan sosial dan terkesan kurang memaknai lirik.

Banyaknya penggemar semakin menambah harapan untuk band indie tetap mempertahankan kebasannya dalam bermusik. “semoga lebih bisa diterima di masyarakat, dan semakin banyak band/ musik indie yang berkarya, harus tetap konsisten dan dapat menyampaikan aspirasi di jalurnya. Intinya semakin majulah dunia musik indie di Indonesia,” tutup Rere, seorang mahasiswi Broadcasting, yang juga menyukai band indie.

(N/F : Avit Devi Puspitasari)

Musik Indie
Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
redaksi
  • Website

Related Posts

Sirikit Syah Berpulang, Kampus Pencetak Wartawan Berduka

27 April 2022

Turun Andil, “Front Muda Revolusioner” Suarakan Aspirasi Melalui Jurnal

15 April 2022

Misteri dibalik Hotel Niagara: Three Beautiful Ghost

9 Juni 2021

Leave A Reply Cancel Reply

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

NAVIGASI
  • IKLAN
  • E MAGAZINE
  • TENTANG KAMI
  • ATURAN PENGGUNAAN
  • ARSIP
  • KONTAK
JEJARING KAMI
Tweets by actasurya
Facebook Twitter Instagram Pinterest
  • IKLAN
  • E MAGAZINE
  • TENTANG KAMI
  • ATURAN PENGGUNAAN
  • ARSIP
  • KONTAK
© 2022 ThemeSphere. Designed by ThemeSphere.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.