Terlihat beberapa orang duduk di Trotoar, sembari ngabuburit pada Rabu (29/05) di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.
Actasurya.com – Saat bulan Ramadhan tiba, pastinya semua orang berlomba-lomba untuk berbagi kebaikan. Karena dalam ajaran Islam, datangnya bulan suci ini, amalan baik akan dilipat gandakan. Tak hanya itu, ngabuburit pun menjadi sebuah kewajiban rutin, untuk berburu ta’jil, disela-sela menjelang berbuka puasa. Meski begitu, banyak orang yang memanfaatkan momen ini sebagai ajang silahturahmi dengan teman, kerabat, hingga sanak saudara
Tak heran, di bulan penuh berkah ini, begitu banyak penjual yang memanfaatkan kesempatan untuk mengais pundi-pundi rezeki. Mereka membuka tenant di samping-samping jalan, atau menyulap mobil box sebagai kedai dadakan. Berbagai menu olahan makanan dan minuman dijajakan. Hal ini sepertinya sudah menjadi tradisi dimasyarakat kita, dalam menyambut bulan suci Ramadhan.
Bahkan tempat umum, yang semulanya tak dikhususkan untuk berjulan, kini berubah menjadi ladang penghasilan bagi para penjual. Bertempat di Bundaran Institut Teknik Sepuluh November (ITS) Surabaya. Di salah satu sisi jalan, dekat dengan gerbang keluar ITS, kita dapat menemui penjual yang berjejer, menjajakan beragam menu olahan makanan hingga minuman. Para penjual membuka dagangannya sejak pukul 15.00 WIB sampai pukul 19.00 WIB.
Adanya pasar dadakan di bulan Ramadhan ini, memang sudah dilakukan setiap tahunnya. Aneka makanan dan minuman yang cocok untuk berbuka dapat ditemui disini, dari nasi bakar, semanggi, sea food, gorengan, es blewah hingga kolak hangat, yang mampu mengganjal rasa lapar dan haus setelah seharian berpuasa.
Hal ini membawa keuntungan tersendiri bagi para pedagang, salah satunya seperti Lailatul Mufidah penjual kolak hangat, yang masih berusia 15 tahun. Ia mengaku adanya pasar Ramadhan ini menjadi kesempatan baginnya untuk mengais rezeki disaat pulang sekolah, maupun hari libur. Keuntungan yang di dapat pun berbeda-beda dengan hari biasa.
“ Kalau hari biasa itu kadang dapat 250 ribu per hari, tapi sekarang ini bisa mencapai 450 ribu perharinya. Lumayan, buat modal sekolah dan uang jajan,“ ujar siswa kelas 3 SMP ini.
Berbargai macam pengunjung turut mengahadiri event tahunan ini, mereka datang dari berbagai kalangan. Karena bertempat disekitar tiga Universitas negeri ternama Di Surabaya. ITS, PENS (Politeknik Elektronika Negeri Surabaya) dan PPNS (Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya). Tak ayal, banyak mahasiswa yang datang berkunjung di kuliner ramadhan ini untuk ngabuburit, menunggu waktu berbuka puasa.
Seperti Gaida Fairuz Amalia, mahasiswi UNAIR ini sengaja datang kesini untuk menghabiskan waktunya, sembari menunggu waktu berbuka puasa. Menurut mahasiswi semester 8 itu, pasar ramadhan kali ini sangat ramai. Suasananya selalu menjadi daya tarik tersendiri.
“ Saya sudah 3 kali ke sini, karena menu-menu yang dijual macam-macam dan harganya lebih murah dari yang lain, suasananya enak, banyak anak mudanya dan bisa ketemu sama mahasiswa lain,” ucap mahasiswi jurusan perkapalan ini. (N/F: luq/jel)