actasurya.com – Malang Selatan menyimpan banyak destinasi wisata pantai yang eksotis, terkenal pula dengan pasir putihnya yang menawan hati para pengunjung. Ditemani semilir angin laut dan deru ombak yang bergulung kencang, semakin membuat wisatawan betah memanjakan diri. Seperti yang satu ini, adalah Pantai Lenggoksono yang menyimpan dua pantai dan satu tempat untuk menatap biota bawah lautnya.
Tempat ini saling berhubungan, jadi wisatawan yang berkunjung disini bisa meraih tiga tujuan sekaligus tanpa memarkir kendaraan lagi. Adalah Banyu Anjlok, pantai yang wajib dikunjungi wisatawan setelah puas bercengkrama di Pantai Lenggoksono.
Berbeda dengan pantai pada umumnya, pantai ini menyuguhkan deru air yang jatuh dari tebing setinggi lima meter. Pengunjung dapat merasakan sensasi air yang berasal dari pegunungan, melewati aliran sungai yang menuju ke bibir pantai. Ketika tubuh berada persis di bawah air terjun, terasa sekali derasnya air yang jatuh menimpa.
Yang menarik dari pantai ini, wisatawan bisa menjumpai air terjun yang mana biasanya dapat ditemui di daerah pegunungan yang aksesnya tidak mudah, namun bisa dinikmati di sini. Bertempat di Dusun Lenggoksono, Desa Purwodadi, Tirtoyudo, Kabupaten Malang, tempat ini mampu menyuguhkan pemandangan yang amat memikat mata pengunjungnya. Panorama keindahan pantai yang membentang luas, dapat pula disaksikan dari atas tebing.
Kenapa dinamakan Banyu Anjlok? Dalam Bahasa Jawa, Banyu diartikan air sedangkan Anjlok berarti jatuh, yang artinya air jatuh. Begitulah masyarakat sekitar memberinya nama, namun akses untuk mencapai tempat ini sangat sulit jika dilalui dengan berjalan kaki. Karena menurut warga sekitar tempatnya yang begitu jauh yakni ditempuh selama dua jam menapaki jalan dan juga medan yang dilalui terlampau sulit.
Tak perlu khawatir, karena pengunjung yang ingin singgah ke Pantai Banyu Anjlok ini bisa melalui dua cara. Pertama dengan menyewa perahu dengan harga 50ribu untuk setiap orangnya, atau naik ojek dengan tarif 25ribu per kepala. Jika hendak memilih dengan ojek, maka bersiaplah untuk menarik nafas panjang karena jalan yang sempit dan kondisi jalan seadanya.
Hal ini lantaran akses jalan dari Pantai Lenggoksono ke Pantai Banyu Anjlok memang murni dikelola oleh masyarakat sekitar. Karena itulah banyak wisatawan yang lebih memilih menaiki perahu yang mana lebih cepat dan tidak terlalu berbahaya
M. Zein, salah satu pengunjung asal Sidoarjo yang dua kali datang ke Pantai Banyu Anjlok mengungkapkan lebih memilih menyewa perahu ketimbang naik motor atau jalan kaki untuk sampai ke tujuan. “Pertama kesini saya mencoba naik motor dan melihat jalan yang ekstrim, sehingga diputuskan untuk jalan kaki kurang lebih 2 jam jalan normal, tapi untuk yang kedua saya lebih memilih naik perahu untuk mengefisiensi waktu dan tidak terlalu mengambil resiko capek.”
Keindahan Pantai Banyu Anjlok memang tidak bisa dipungkiri lagi, air yang sangat jernih dapat dilihat jika menaiki tebing. Diatas tebing air terjun terdapat kubangan berbentuk V yang dalamnya mencapai sekitar tujuh meter, ini bisa dipergunakan pengunjung untuk berenang santai sembari menikmati segarnya air pegunungan yang dingin.
Namun bertambahnya jumlah pengunjung yang datang setiap harinya membuat pantai ini terlihat tidak terawat, dengan banyaknya sampah berserakan dimana-mana. “Sayang sekali pantai yang aslinya bagus jadi terlihat jelek dan kotor karena sampah. Sebenarnya kurang nyaman dengan kondisi seperti ini,” tutur Naning Tri Wulandari, wisatawan asal Mojokerto.
Hal ini mungkin tak akan terjadi jika pengunjung pantai bisa berpikir cerdas untuk tidak membuang sampah sembarangan ke lokasi wisata. Juga perlu adanya upaya dari pengunjung untuk bersama-sama menjaga keindahan pantai demi terjaganya ekosistem. (N/F:Haris)