actasurya.com
  • HOME
  • BERITA
  • FEATURES
    • TOKOH
    • SENI & BUDAYA
    • GAYA HIDUP
  • OPINI
  • SASTRA
    • PUISI
    • CERPEN
  • PHOTOGRAPHY
  • E MAGAZINE
  • REDAKSI
Facebook Twitter Instagram
TRENDING
  • Sepenggal Kisah Museum Pahlawan
  • Kebebasan Pers Dibungkam LPM Lintas Ajukan Gugatan
  • Ngonten Bareng Warga, Bentuk Upaya Optimalisasi Potensi Wisata Bahari Sontoh Laut
  • Lomba Dayung Sampan, Bentuk Promosi Wisata Air Sungai Kalimas
  • Surabaya Vaganza, Wujud Kebangkitan Ekonomi Kota Pahlawan
  • Festival Rujak Kembali, Setelah Vakum Selama Pandemi
  • RRI Pro 2 Goes To Campus, Gelar Talkshow di Kampus Wartawan
  • Sirikit Syah Berpulang, Kampus Pencetak Wartawan Berduka
Facebook Twitter Instagram
actasurya.com
  • HOME
  • BERITA
  • FEATURES
    • TOKOH
    • SENI & BUDAYA
    • GAYA HIDUP
  • OPINI
  • SASTRA
    • PUISI
    • CERPEN
  • PHOTOGRAPHY
  • E MAGAZINE
  • REDAKSI
actasurya.com
Home»SENI BUDAYA»Lingkar Srawung di Bandung
SENI BUDAYA

Lingkar Srawung di Bandung

redaksiBy redaksi30 Agustus 2009Updated:10 Februari 2013Tidak ada komentar2 Mins Read
Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

“Manusia butuh Cinta” itulah yang diutarahkan M.Saputra Hadiarsa selaku Sutradara untuk mencerminkan naskah Teaternya. Bertempat di Gedung Teater STBA YAPARI ABA Bandung, Teater Lingkar manampilkan performancenya dengan judul Srawung. Rabu Malam (29/07)

Srawung yang artinya berkumpul menggambarkan pentingnya rasa solidaritas antara manusia dengan manusia lainnya. Terbukti atas kerjasama yang baik antara Teater Lingkar Surabaya dengan Teater Ungu Bandung, pentas ini terselengara sesuai dengan skenario.

Dalam Sipnosisnya terdapat tiga karakter inti dengan watak berbeda Bambang, Maia dan Halidah. Mereka berkumpul dalam suatu tempat yang dinamakan “Neraka”, pada kenyataanya Neraka adalah orang lain, untuk mengatasi hal itu ialah dengan Srawung. Memahami dan mengerti keadaan orang lain, maka akan menimbulkan rasa Ikhlas yang pada akhirnya menjadi Surga.

“ Naskah ini sangat menarik, membuat orang berpikir kritis dalam menyikapi masalah” tutur Zhu Khi Thian salah seorang Teaterawan (sebutan Pecinta Teater) dari Mainteater Bandung. Selain itu, dalam pementasan, untuk menghindari ketidakpahaman penonton awan atas cerita. Penulis Naskah menampilkan adegan pembuka dengan metode bahasa verbal yang mudah dimengerti. Sebab segmentasi pasarnya mencakup untuk kalangan umum, bukan Teaterawan saja.

Di akhir acara Teater lingkar mengadakan diskusi bersama Pecinta Teater yang hadir di malam itu. Hasil Diskusi tersebut dijadikan bahan dan bekal untuk Penampilan selanjutnya di Gedung Kesenian Cak Durasim Surabaya pada tanggal 08 Agustus 2009 nanti.


 

Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
redaksi
  • Website

Related Posts

Tak Seperti Tahun Lalu, Aliansi Mahasiswa Adakan Bazar Ormawa di Luar Kampus

12 November 2020

KIBAS Gelar Pameran Daring “Batik Gendongan Jawa Timur” Khas Madura

24 Oktober 2020

Monolog Pandemi, Berkesenian Sambil Peduli

22 April 2020

Leave A Reply Cancel Reply

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

NAVIGASI
  • IKLAN
  • E MAGAZINE
  • TENTANG KAMI
  • ATURAN PENGGUNAAN
  • ARSIP
  • KONTAK
JEJARING KAMI
Tweets by actasurya
Facebook Twitter Instagram Pinterest
  • IKLAN
  • E MAGAZINE
  • TENTANG KAMI
  • ATURAN PENGGUNAAN
  • ARSIP
  • KONTAK
© 2022 ThemeSphere. Designed by ThemeSphere.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.