actasurya.com
  • HOME
  • BERITA
  • FEATURES
    • TOKOH
    • SENI & BUDAYA
    • GAYA HIDUP
  • OPINI
  • SASTRA
    • PUISI
    • CERPEN
  • PHOTOGRAPHY
  • E MAGAZINE
  • REDAKSI
Facebook X (Twitter) Instagram
TRENDING
  • Udara Surabaya ‘Dihantui’ Mikroplastik
  • Kritik Sosial Eksploitasi Hewan dalam Pameran “Seni Lupa”
  • Mahasiswa Stikosa AWS Membersamai UMKM Kampung Kue Rungkut Surabaya Untuk Melek Digital
  • Hari Ibu Jadi Momentum RTIK Surabaya Kenalkan Teknologi AI untuk Pemasaran Digital
  • Berani Berbisnis: Mahasiswi Inspiratif Seimbangkan Pendidikan dan Usaha
  • Peringatan Hari Anti Penghilangan Paksa Internasional 2024 dengan Pameran dan Orasi Kemanusiaan di Unair
  • Aksi Darurat Demokrasi di Surabaya, Buntut Kontroversi RUU Pilkada
  • Tolak RUU Penyiaran, Koalisi Masyarakat dan Pers di Surabaya Gelar Aksi
Facebook X (Twitter) Instagram
actasurya.com
  • HOME
  • BERITA
  • FEATURES
    • TOKOH
    • SENI & BUDAYA
    • GAYA HIDUP
  • OPINI
  • SASTRA
    • PUISI
    • CERPEN
  • PHOTOGRAPHY
  • E MAGAZINE
  • REDAKSI
actasurya.com
Home»SENI BUDAYA»Kritik Sosial Eksploitasi Hewan dalam Pameran “Seni Lupa”
SENI BUDAYA

Kritik Sosial Eksploitasi Hewan dalam Pameran “Seni Lupa”

redaksiBy redaksi12 November 2025
Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
Pengunjung terlihat menikmati karya yang terpajang di Pameran "Seni Lupa" di Galeri Seni Raos, Batu. Selasa, (11/11/25). (Dok.Pribadi)
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Actasurya.com – Dalam pameran bertajuk “Seni Lupa” yang diadakan oleh delapan mahasiswa S1 Pendidikan Seni Rupa di Universitas Negeri Malang (UM) di Galeri Raos, Batu, seni melukis tidak hanya diartikan sebagai keindahan semata, tetapi juga sebagai alat untuk meningkatkan kesadaran sosial. Melalui karya-karya mereka, para seniman muda ini mengangkat berbagai macam tema, tak terkecuali dalam mengkritik isu mendesak seperti kepunahan satwa dan eksploitasi hewan.

Aditya Eka Putra, salah satu peserta pameran, berpendapat bahwa seni lukis memiliki kekuatan tersendiri dalam menyampaikan pesan tanpa harus menggunakan narasi yang panjang. Kepeduliannya terhadap hewan sejak kecil menjadi salah satu motivasi utama bagi Adit untuk mengangkat isu kepunahan satwa akibat eksploitasi manusia.

“Saya merasa sangat prihatin dan sedih. Saya peduli akan nasib satwa yang terancam punah, terutama akibat eksploitasi hewan yang sering kita jumpai di sekitar,” ujarnya.

Aditya Eka Putra (kiri) saat menjelaskan makna lukisan bertajuk “Kemegahan yang Terkikis” kepada salah satu pengunjung pameran “Seni Lupa” di Galeri Seni Raos, Batu. Selasa, (11/11/25). (Dok.Pribadi)

Adit memamerkan enam karya, di mana setiap lukisan mengandung makna dan pesan yang berbeda. Salah satu karya yang menarik perhatian adalah lukisan berjudul “Muatan Eksotis”.

Lukisan ini menggambarkan seekor burung Kakatua Maluku yang terkurung dalam sebuah botol plastik yang tampak sesak. Gambaran tersebut mencerminkan bagaimana proses penyelundupan dan perdagangan ilegal terhadap hewan langka sering dilakukan.

Narasi visual ini menyingkap ironi besar tentang keserakahan dan kriminalitas dalam perdagangan satwa liar. Di mana keberlangsungan spesies lain seringkali harus dikorbankan.

“Keberadaan Kakatua di hutan bukan hanya sekadar hiasan, tetapi juga bagian penting dari proses regenerasi hutan dan keseimbangan ekosistem,” tambah Adit.

Sementara lima karyanya yang lain berjudul; Budak Peradaban, Perjamuan Terakhir, Warisan yang Melebur, Kemegahan yang Terkikis, dan yang terakhir yakni Sisi Gelap Bara Api yang menggambarkan kemurkaan Harimau Sumatera akibat hutan gundul.

Dengan mengangkat tema eksploitasi hewan dalam karyanya, Adit berharap dapat menyuarakan keresahannya dan menyadarkan masyarakat akan pentingnya melindungi satwa yang telah menjadi korban.

“Saya ingin masyarakat sadar bahwa mereka (hewan) adalah korban bisu, dijual seperti barang, diburu demi kesenangan, dan disiksa hanya untuk hiburan,” ujar ketua pelaksana pameran tersebut.

Lebih lanjut, pameran “Seni Lupa” ini telah berlangsung sejak 8 November dan akan berakhir pada 13 November 2025. Dibuka secara gratis setiap hari pukul 08.00-22.00 WIB. Pameran ini diharapkan dapat meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni rupa serta menyebarluaskan kesadaran akan isu-isu sosial yang penting. (Feb/NF: Dok.Pribadi

Eksploitasi Hewan Galeri Raos Mahasiswa pameran Seni Lupa Universitas Negeri Malang
Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
redaksi
  • Website
  • Facebook
  • X (Twitter)
  • Instagram

Related Posts

Tak Seperti Tahun Lalu, Aliansi Mahasiswa Adakan Bazar Ormawa di Luar Kampus

12 November 2020

KIBAS Gelar Pameran Daring “Batik Gendongan Jawa Timur” Khas Madura

24 Oktober 2020

Monolog Pandemi, Berkesenian Sambil Peduli

22 April 2020

Leave A Reply Cancel Reply

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

NAVIGASI
  • IKLAN
  • E MAGAZINE
  • TENTANG KAMI
  • ATURAN PENGGUNAAN
  • ARSIP
  • KONTAK
JEJARING KAMI
Tweets by actasurya
Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
  • IKLAN
  • E MAGAZINE
  • TENTANG KAMI
  • ATURAN PENGGUNAAN
  • ARSIP
  • KONTAK
© 2025 ThemeSphere. Designed by ThemeSphere.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.