actasurya.com – Mayoritas perempuan modernisasi saat ini lebih mementingkan kebutuhan gaya hidup mereka. Dengan gaya hidup yang serba glamour, tidak seharusnya mereka lupa akan hak dan kewajibannya sebagai perempuan. Namun, pada era ini justru banyak perempuan yang mengesampingkan kodratnya, sehingga tidak terlihat lagi naluri ke-ibuan yang seharusnya melekat pada diri mereka.
Berbeda dengan Alifta, Rarhas, Cinthya, dan Anindita yang justru membentuk sebuah komunitas, yang mewadahi aspirasi dan apresiasi dari perempuan dan untuk perempuan. Komunitas ini bernama Srikandi Project. Dimana, Srikandi sendiri diambil dari nama tokoh pewayangan yaitu Dewi Srikandi. Sosok wanita dari Srikandi menjadi satu contoh bahwa keberadaan wanita juga sanggup untuk menjadi pemimpin yang disegani, juga memiliki ketangguhan dan kemampuan yang hebat.
“Nama Srikandi sendiri kita ambil dari sifat dan karakteristik Dewi Srikandi. Karena dia perempuan yang tidak hanya mengemban tugas sebagai ibu, tapi juga sebagai panglima perang,” tutur Alifta, salah satu pendiri komunitas Srikandi Project.
Di komunitas inilah, tempat dimana para Srikandi berbaur untuk membentuk karakter perempuan yang sesungguhnya. Sesuai dengan campaign yang dikibarkan komunitas ini yaitu #perempuanPHP (PRETTY – HEALTHY – POWERFULL).
Pengibaran campaign #perempuanPHP ini bukan tanpa alasan. Mereka ingin para perempuan percaya bahwa setiap perempuan itu terlahir cantik. Sehingga para perempuan harus lebih percaya diri. “Setiap perempuan memiliki kemampuan yang luar biasa dan memiliki pengaruh yang besar juga terhadap keluarga, lingkungan, dan bangsa ini. Oleh sebab itu perempuan harus percaya diri,” ujar Alifta.
Para Srikandi melakukan berbagai kegiatan yang tentunya berkaitan pula dengan campaign #perempuanPHP dan menyatukan perempuan dari berbagai perbedaan. “Perempuan itu harus include PRETTY – HEALTHY – POWERFULL, semua kegiatan kita lingkupnya ya dari tiga topik itu yang kemudian menyebar ke berbagai hal,” ucapnya.
Komunitas ini aktif mengikuti pameran-pameran guna mewadahi para Srikandi yang memiliki usaha, kegiatan, maupun kemampuan yang dapat dikenalkan langsung ke masyarakat.
“Pada momen-momen tertentu yang berkaitan dengan perempuan, seringkali kami mengadakan acara seperti sharing & talkshow dan juga workshop,” cerita Alifta.
Dia menambahkan, Srikandi Project juga turut mendukung dan terlibat dalam kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan perempuan, seperti breast cancer awarness, dll.
Komunitas yang berfokus pada pemberdayaan perempuan dan isu – isu mengenai perempuan ini terbentuk pada bulan September 2014. Srikandi Project sendiri merupakan komunitas keberagaman perempuan yang tidak terbatas usia, suku, ras, agama, hobi, dll.
Anggota Srikandi Project sudah tersebar dibeberapa kota di Jawa Timur. Alifta dan para Srikandi lainnya berharap komunitas ini bisa semakin meluas. “Anggota kami banyak yang sedang mengambil pendidikan maupun bekerja di kota lain, tidak menutup kemungkinan mereka akan membentuk komunitas dengan visi dan misi yang sama di kota mereka.”
Bila dilihat dari beragamnya usia anggota komunitas ini memang sangat unik. Tidak ada batasan tertentu sebagai syarat untuk bergabung. “Anggota kita dari usia paling muda yang baru awal kuliah, sampai yang paling tua itu sudah punya cucu,” katanya.
Tidak membutuhkan persyaratan yang sulit untuk bergabung dengan komunitas ini. Yang terpenting adalah perempuan, peduli dengan isu-isu tentang perempuan, dan bersemangat untuk maju. (N/F: Elisa,Farid/Dok.Pribadi)