actasurya.com
  • HOME
  • BERITA
  • FEATURES
    • TOKOH
    • SENI & BUDAYA
    • GAYA HIDUP
  • OPINI
  • SASTRA
    • PUISI
    • CERPEN
  • PHOTOGRAPHY
  • E MAGAZINE
  • REDAKSI
Facebook X (Twitter) Instagram
TRENDING
  • Mahasiswa Stikosa AWS Membersamai UMKM Kampung Kue Rungkut Surabaya Untuk Melek Digital
  • Hari Ibu Jadi Momentum RTIK Surabaya Kenalkan Teknologi AI untuk Pemasaran Digital
  • Berani Berbisnis: Mahasiswi Inspiratif Seimbangkan Pendidikan dan Usaha
  • Peringatan Hari Anti Penghilangan Paksa Internasional 2024 dengan Pameran dan Orasi Kemanusiaan di Unair
  • Aksi Darurat Demokrasi di Surabaya, Buntut Kontroversi RUU Pilkada
  • Tolak RUU Penyiaran, Koalisi Masyarakat dan Pers di Surabaya Gelar Aksi
  • Laboratorium Jurnalisme di Kampus Wartawan
  • Bangun Kemampuan Berbicara Depan Umum, UKM Surabaya Muda Gelar Pelatihan Public Speaking
Facebook X (Twitter) Instagram
actasurya.com
  • HOME
  • BERITA
  • FEATURES
    • TOKOH
    • SENI & BUDAYA
    • GAYA HIDUP
  • OPINI
  • SASTRA
    • PUISI
    • CERPEN
  • PHOTOGRAPHY
  • E MAGAZINE
  • REDAKSI
actasurya.com
Home»SENI BUDAYA»Gerobak dalam Penelitian dan Bingkai
SENI BUDAYA

Gerobak dalam Penelitian dan Bingkai

redaksiBy redaksi9 Oktober 2009
Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Gerobak berwarna kombinasi kuning dan orange bertuliskan bakso modern Surabaya serta dua puluh Sembilan foto mewarnai museum House Of Sampoerna mulai tanggal 09 oktober hingga 11 november 2009 mendatang.

Hal ini bukan merupakan banyaknya penjual pamer gerobak.namun ini merupakan hasil sebuah penelitiantiga orang antara lain peneliti muda Tokyo university Ruici tanugawa dan David A sagita, serta Retno harijanti kepala hurusan arsitektur Universitas Tujuh Belas Agustus 1945 Surabaya.
Dalam penelitian mengenai gerobak ini dua pemuda asal jepang itu (Tanugawa dan David A Sagita) melakukannya di Jakarta. Sedangkan Retno dan P4 (perumahan,pemukiman, dan perencanaan, perancangan kota) berusaha mengembangkannya dengan meneliti di beberapa titik kota surabaya serta taman kota dan Kedung Sepur, Kendal, Ungaran, Salatiga, Demak, Semarang, serta Purwodadi Jawa Tengah.
Menurut Retno saat ini gerobak telah mengalami sebuah evolusi.”iya bisa di bilang dari pikulan, sunggi hingga kemudian ada rodanya dan pada akhirnya di dorong ” , tutur wanita berjilbab ini.
“ini yang merupakan awal terjadinya gerobak hingga saat ini yang di hiasi payung”, imbuh wanita yang juga Dosen fakultas teknik UNTAG ini.
“faktornya antara lain karena segi manajemen tiap penjual, strategi yang dilakukan dalam menarik pembeli serta semuanya juga menyesuaikan dengan skala kota yang mereka singgahi ”, paparnya dalam pembukaan pameran itu.(Naskah & Foto: Dhimas P.)

 

Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
redaksi
  • Website
  • Facebook
  • X (Twitter)
  • Instagram

Related Posts

Tak Seperti Tahun Lalu, Aliansi Mahasiswa Adakan Bazar Ormawa di Luar Kampus

12 November 2020

KIBAS Gelar Pameran Daring “Batik Gendongan Jawa Timur” Khas Madura

24 Oktober 2020

Monolog Pandemi, Berkesenian Sambil Peduli

22 April 2020

Leave A Reply Cancel Reply

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

NAVIGASI
  • IKLAN
  • E MAGAZINE
  • TENTANG KAMI
  • ATURAN PENGGUNAAN
  • ARSIP
  • KONTAK
JEJARING KAMI
Tweets by actasurya
Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
  • IKLAN
  • E MAGAZINE
  • TENTANG KAMI
  • ATURAN PENGGUNAAN
  • ARSIP
  • KONTAK
© 2025 ThemeSphere. Designed by ThemeSphere.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.