actasurya.com
  • HOME
  • BERITA
  • FEATURES
    • TOKOH
    • SENI & BUDAYA
    • GAYA HIDUP
  • OPINI
  • SASTRA
    • PUISI
    • CERPEN
  • PHOTOGRAPHY
  • E MAGAZINE
  • REDAKSI
Facebook X (Twitter) Instagram
TRENDING
  • Mahasiswa Stikosa AWS Membersamai UMKM Kampung Kue Rungkut Surabaya Untuk Melek Digital
  • Hari Ibu Jadi Momentum RTIK Surabaya Kenalkan Teknologi AI untuk Pemasaran Digital
  • Berani Berbisnis: Mahasiswi Inspiratif Seimbangkan Pendidikan dan Usaha
  • Peringatan Hari Anti Penghilangan Paksa Internasional 2024 dengan Pameran dan Orasi Kemanusiaan di Unair
  • Aksi Darurat Demokrasi di Surabaya, Buntut Kontroversi RUU Pilkada
  • Tolak RUU Penyiaran, Koalisi Masyarakat dan Pers di Surabaya Gelar Aksi
  • Laboratorium Jurnalisme di Kampus Wartawan
  • Bangun Kemampuan Berbicara Depan Umum, UKM Surabaya Muda Gelar Pelatihan Public Speaking
Facebook X (Twitter) Instagram
actasurya.com
  • HOME
  • BERITA
  • FEATURES
    • TOKOH
    • SENI & BUDAYA
    • GAYA HIDUP
  • OPINI
  • SASTRA
    • PUISI
    • CERPEN
  • PHOTOGRAPHY
  • E MAGAZINE
  • REDAKSI
actasurya.com
Home»FEATURES»Diversion : Grafiti Dalam Kanvas
FEATURES

Diversion : Grafiti Dalam Kanvas

redaksiBy redaksi30 Juni 2018
Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

actasurya.com – Kita kerap melihat gambaran atau coretan di dinding di beberapa gedung di pinggir jalan atau di tembok jembatan. Orang-orang kemudian menyebutnya grafiti. Grafiti biasanya berisi kritik terhadap kehidupan sosial yang terjadi. Beberapa pegiat grafiti yang terkenal adalah Bramsky, asal Inggris.

Di Indonesia kita mengenal Darbotz dan Tuts. Darbotz dan Tuts telah mendunia. Lalu pada Jumat (29/6) kemarin ada Muhammad Erwinsyah Putra atau kerab disapa Pino. Ia menggelar pameran tunggalnya.  Tapi kali ini, ia mengekspresikan karya grafitinya di dalam kanvas.

Pino menggelar pameran tunggal  bertajuk “diversion”. Diversion, menurut Pino bertujuan menceritakan rutinitas kesehariannya dalam bentuk grafiti.

“Seperti keseharianku yang kerja kadang juga pusing karena kerja, penat, depresi itu aku tuanginnya di kanvas. Grafiti itu sudah mewakili keseharianku, ketika aku bosan atas semua yang aku kerjain,” ujar Pino.

Dalam gelarannya pino sempat menggambar grafiti on the spot di sisi samping pamerannya. Pameran yang digelar di Qubicle Suropati 84 berlangsung selama 7 hari ini menyedot antusiasme pemuda. Di mana banyak pemuda yang support dengan pameran seperti ini karena sangat jarang diadakan khususnya di Surabaya.

Seperti Choiril Anwar, salah satu pengunjung pameran itu, ia sangat mengagumi grafiti ini. “Acara ini menarik, kan ini pameran grafiti yang biasanya menggunakan media dinding namun mas Pino ini menggambarkan dengan media kanvas,” ujar Choiril.

Pino berharap dalam gelaran pamerannya kali ini bisa memotivasi grafiti yang ada. “ Grafiti itu gak hanya corat-coret di dinding dan membikin kotor ruang publik. Namun, di grafiti itu kita juga bisa bikin hal yang lebih, tidak hanya have fun aja karena grafiti itu juga butuh keseriusan,” ujarnya.

(N/F : Andhi, Adi)

featured Grafiti dalam kanvas seni grafiti
Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
redaksi
  • Website
  • Facebook
  • X (Twitter)
  • Instagram

Related Posts

Laboratorium Jurnalisme di Kampus Wartawan

29 April 2024

Sukses Gelar Konser di Jakarta, NCT 127 Beri Pengalaman Tak Terlupakan Bagi NCTzen

16 Januari 2024

30 Tahun Mengabdi untuk Stikosa-AWS, Zainal: Jadilah Orang yang Bermanfaat

8 Desember 2023

Leave A Reply Cancel Reply

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

NAVIGASI
  • IKLAN
  • E MAGAZINE
  • TENTANG KAMI
  • ATURAN PENGGUNAAN
  • ARSIP
  • KONTAK
JEJARING KAMI
Tweets by actasurya
Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
  • IKLAN
  • E MAGAZINE
  • TENTANG KAMI
  • ATURAN PENGGUNAAN
  • ARSIP
  • KONTAK
© 2025 ThemeSphere. Designed by ThemeSphere.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.