actasurya.com – Hari Valentine secara global dikenal sebagai hari yang merefleksikan kasih sayang, dimana perayaannya jatuh tiap 14 Februari. Di hari yang bermula dari legenda kematian Pendeta Santo Valentine pada abad ke-2 M ini, selalu saja mengundang reaksi pro dan kontra.
Tak luput di Kabupaten Jombang. Kota asal Gus Dur yang terkenal dengan budaya pluralismenya ini juga menghimbau agar para muda-mudinya tidak merayakan Hari Valentine. Seperti yang diungkapkan Muntholip, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang. “Valentine bukan lagi merupakan upacara keagamaan tertentu, tapi sudah menjadi budaya pop yang tidak sesuai dengan kepribadian masyarakat Indonesia,” ucapnya, pada Jumat (12/02).
Muntholip menilai, selama ini Valentine identik dengan hari untuk saling berkasih sayang ke arah yang cenderung negatif dan dapat merusak moral. Bukan sebatas kasih sayang dalam keluarga atau mengasihi antar teman.
Hal senada juga dilontarkan oleh Bupati Jombang, Nyono Suharli Wihandoko dalam akun twitternya, “Disdik (Dinas Pendidikan *red) Jombang sudah layangkan surat larangan Valentine ke seluruh sekolah di Jombang,” cuit Bupati yang akrab di sapa Mas Nyono ini.
Menambahi perihal surat edaran tersebut, Muntholip mengatakan juga akan menindak tegas pihak sekolah yang memfasilitasi siswanya merayakan Valentine, “Akan ada sanksi berat,” tegasnya.
“Sekolah harus memberi pendidikan moral, etika dan budaya semenjak dini, bukan lagi pendidikan yang kaku dan satu arah,” tambah Muntholip.
Menanggapi pelarangan tersebut, salah satu pelajar mengatakan “Ya setuju saja karena sudah ada aturan, harus diikuti,” ucap Muhammad Rais, pelajar SMAN 2 Jombang. (N/F: Farid, Titis/google)