actasurya.com – Berbeda dengan perayaan Imlek di sejumlah wilayah lainnya. Terutama yang sedang dialami oleh umat Tionghoa Klenteng Tri Dharma Tjong Hok Kiong, Sidoarjo. Tahun ini merupakan pertama kalinya perayaan Imlek dibarengi dengan banjir. Diduga, terendamnya Klenteng yang berada di Jalan Hang Tuah ini berdampak pada turunnya jumlah umat.
Terbukti pada tahun lalu umat yang berdatangan sekitar 300 orang lebih. “Kemungkinan semua orang mengerti bahwa klenteng dalam kondisi banjir. Makanya jarang yang kesini. Mungkin lebih pilih beribadah sendiri di rumah. Sehingga yang kesini sedikit. Kalau tahun lalu jumlah umat 300 orang lebih, namun sekarang sekitar 100 orang,” jelas Ketua Klenteng Tjong Hok Kiong, Arif Pujianto.
Walau umat yang berdatangan menurun, beberapa ada yang tetap datang di klenteng ini. Maya (20) menganggap banjir bukanlah penghalang baginya. “Aku sudah tau kalau sejak hari Jumat klenteng banjir. Tapi bagaimanapun aku harus datang ke sini. Ini bukan penghalang bagiku selagi banjir masih belum sangat parah dan masih bisa beribadah,” tegasnya saat ditemui usai ibadah.
Sejak Jumat, (5/2/2016) Banjir mengepung klenteng dan sekitarnya. Banjir terjadi karena luapan sungai yang tepat berada di depan klenteng. Keadaan semakin diperparah dengan hujan yang intensitasnya sangat deras pada Sabtu (6/2/2016). Sehingga Volume air yang sebelumnya setinggi 30 centimeter meningkat menjadi 60-70 centimeter.
Walaupun air sampai masuk di dalam klenteng, namun banjir tidak menyebabkan kerusakan maupun kerugian materi. Kepala Sie Perlengkapan klenteng Tjong Hok Kiong Ong Tatik Mulyani mengatakan, “Saat Jumat sore air masuk itu, udah langsung cepat-cepat mengamankan perabot yang sekiranya tidak aman jika kena air. Kami sudah mengantisipasi. Jadi bisa kita amankan tepat pada waktunya,” ujarnya sembari menunjukkan perabot yang diamankan di atas mejanya. (N/F:Wawan)