actasurya.com – Setelah terpilihnya Moh. Subechi NC, sebagai Ketua Ikatan Alumni (IKA) Stikosa-AWS melalui pemilihan terbuka (11/11). Ada wacana untuk melegalkan posisi mereka sebagai IKA.
Mengingat adanya dualisme pemilihan Ketua IKA yang beda versi antara akademik yang membentuk panitia kecil, dan para alumni yang telah melaksanakan pemilihan Ketua IKA di luar kampus. Namun hal tersebut tidak mengurungkan niat tim formatur untuk mempertahankan keputusan pemilihan Ketua IKA yang telah terlaksana di Warung Kopi depan Stikosa-AWS.
“Yang jelas kami adalah kelompok alumni, artinya alumni adalah orang-orang yang sudah di luar struktural. Ini adalah upaya kami untuk membalas budi kepada tempat yang membentuk kami. Kalau memang di sana sudah tidak mau menerima balas bakti kami. Maka kami punya cara untuk melegalkan posisi kami sebagai IKA,” tegas Noor Arief Prasetyo, Ketua Tim Formatur, Minggu (11/11).
Menurut sudut pandang pria yang akrab disapa Arief ini, jika posisi mereka legal sebagai IKA, maka siapapun pihak yang mengaku sebagai IKA akan berhadapan dengan mereka. “Entah dibadan hukumkan, dinotariskan, atau dikirim ke Dikti (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Red),” kata Arief.
Karena dalam penilaian Dikti, keaktifan IKA merupakan salah satu penilaian akreditasi. Arief pun menambahkan, biarkan Dikti yang menentukan versi mereka atau panitia kecil yang dianggap IKA oleh Dikti.
Ditempat yang berbeda, Minggu (11/11), saat ditemui reporter Acta Surya, Dra. N. Wibawanti Ratna Amina, M.Si, Ketua Panitia Kecil menolak untuk diwawancarai. “Sudah bosan mbak, selalu itu-itu saja yang ditanyakan. Kalau bisa jangan saya, yang lainnya saja. Untuk hasil pertemuannya (3/11), diserahkan semua ke Yayasan. Kelanjutannya saya tidak tau. Terserah Yayasan yang memilih,” tegasnya.
naskah : Ayu Puspitaningtyas | foto : Navi Satus Tsania