Acta Surya – “Membaca adalah jendela dunia,” begitulah kutipan lama mengatakan. Dengan membaca, kita dapat melihat betapa beragamnya dunia lewat sebuah karya tulisan dalam buku. Saat ini, banyak cara yang dapat kita lakukan hanya untuk membaca buku. Tak hanya membeli buku saja, meminjam serta membaca buku di perpustakaan juga dapat kita lakukan, demi mendapat informasi baru dan pembelajaran dalam buku.
Berkaca dari luar kampus yang sedang gencarnya dengan perpustakaan jalanan, itulah alasan Figur Kautsar beserta ketiga kawannya mendirikan AWS Peli (Peduli Literasi). Arti Peli sendiri tak hanya Peduli Literasi saja, namun dalam bahasa Latin, Peli memiliki makna bahagia. Dari definisi bahagia itulah menjadi dasar Figur bersama Tiara Putri, Farid Miftah Rahman, dan Roesdan Suriansyah untuk memunculkan kembali rasa bahagia masyarakat kampus AWS dalam hal membaca.
“Bagaimana kami melihat orang-orang yang mengunjungi perpustakaan hanya ketika ada tugas, skripsi maupun hal yang hanya berhubungan dengan minat baca. Dari situlah kami akhirnya berniat menjemput bola dengan melapak,” tutur Figur mahasiswa jurusan Jurnalistik ini.
Tepat pada tanggal 20 September 2016, AWS Peli resmi terbentuk. Dengan bermodalkan buku-buku yang berasal dari milik mahasiswa dan alumni AWS, serta beberapa buku dari dosen Stikosa–AWS, Peli mulai melapak. Seiring berjalannya waktu, masing-masing anggota mulai disibukkan dengan kegiatan kuliah mereka, sehingga AWS Peli sendiri sempat mengalami kevakuman selama tujuh bulan (bulan Oktober – April).
Melihat berhenti melapaknya AWS Peli, Izzatul Mucharrom pun mulai menanyakan pada Figur sebagai koordinator AWS Peli. “Jadi aku sempet nanya ke mas Figur, soal kegiatan melapaknya Peli ini. Terus mas Figur malah menjadikan aku sebagai koordinator dari Peli ini. Karena kan melihat mereka juga udah pada sibuk mau skripsi,” tutur mahasiswi berkacamata ini.Tak bekerja seorang diri, Izza pun mengajak sebagian dari kawannya untuk ikut bergabung membangkitkan kembali kegiatan melapak AWS Peli. Akhirnya diserunya Ilham Azhary, Rakhmad Wahyudi, Yohanes Obed, Febriansjah, dan Rahmad Suryadi untuk ikut membantunya. Bersama keempat rekannya, Izza mulai membuka lapak kembali pada tanggal 23 Mei 2017.
Tak berbeda jauh dengan yang lain, keinginan Izza membuka lapak kembali hanya ingin menumbuhkan minat baca yang mulai memudar saat ini. “Niatnya supaya teman-teman punya minat baca dan dapat menambah sedikit pengetahuan mereka lewat membaca. Alhamdulillahnya lagi beberapa dosen juga cukup mendukung lapak kami. Seperti Bu Pipit, Bu Titin, dan Pak Zainal,” cakapnya.
Di lapak AWS Peli kita dapat menjumpai beberapa buku sastra, semi auto biografi, dan beberapa judul buku lainnya. Terhitung terdapat lebih kurang 100 buku dipajang dan dapat dipinjam disana. AWS Peli membuka lapak setiap hari Selasa mulai pukul 12 siang hingga 8 malam di Pendopo Stikosa-AWS.
Dipenghujung pembicaraan, Izzatul Mucharrom, koordinator AWS Peli mengatakan, proker kedepan akan diadakannya lomba menulis artikel dan puisi setelah opspek mahasiswa baru. (N/F: Syadza P. Ramadhana/Dok.Pribadi)