actasurya.com – Ribuan buruh dari Mojokerto, Gersik, Pasuruan dan Sidoarjo kembali turun di jalan. Mereka berupaya untuk menyampaikan aspirasinya kepada Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Senin (19/11).
Korlap aksi demo, Teguh Murdiyanto menerangkan, ada 7 tuntutan buruh di Jawa Timur yang disampaikan kepada Pemprov Jatim. Di antaranya, pertama, turunkan harga BBM dan kebutuhan pokok. Kedua, bubarkan pengadilan PHI. Ketiga, hentikan diskriminasi upah murah secara politis. Keempat, perbaikan sistem jaminan sosial BPJS Kesehatan dan program jaminan pensiun BPJS Ketenagakerjaan manfaat 75 persen.
Kelima, pertegas K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) di dalam perusahaan. Keenam, segera menggodok perda tentang Perlindungan tenaga kerja. Sedangkan ketujuh, menuntut kenaikan UMK Tahun 2016 sebesar 30 persen dari tahun sebelumnya menjadi 3,3 juta rupiah.
“Kami berharap agar Soekarwo dapat memenuhi tuntutan kami. Jika masih belum ada tanggapan, kami akan melakukan demo yang kedua,” tegas Teguh.
Sesampainya di Grahadi, Ribuan massa pendemo ditemui Sukardo, Kadisnakertransduk Jatim. Ribuan pendemo ini menaiki sepuluh bus, lima bison, ratusan kendaraan roda dua, dan pick up bermuatan sound system.
Dari pantauan ActaSurya.com, (19/11) ribuan buruh yang berasal dari Pasuruan dan Mojokerto berkumpul di tanggul lumpur Porong. Sedangkan massa buruh dari Sidoarjo berkumpul di alun-alun Sidoarjo. Saat perjalanan menuju Grahadi, rombongan buruh sempat berhenti sekitar sepuluh menit di bundaran waru. Mereka menyuarakan orasinya dan sempat membuat arus lalulintas lumpuh seketika.
Akibatnya, semua akses jalan menuju tengah kota tersendat. Mulai dari Bundaran Waru, Jalan Raya Darmo, Basuki Rahmat, hingga titik sasaran di Kantor Gubernur Jawa Timur di Jalan Pahlawan dan Gedung Negara Grahadi Surabaya. Empat ribu petugas gabungan dari Polda Jatim dan Polrestabes Surabaya dikerahkan.
Untuk menghindari tindakan yang anarki, Kabid Humas Polda Jatim AKBP RP Argo Yuwono SIK Msi mengatakan, “Proses pengamanan kita gunakan sistem soft power. Kita mengedepankan negosiasi secara preventif. Ini yang dapat membantu jalannya kegiatan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan,” tuturnya. (N/F : Wawan)