actasurya.com–Tak mudah menyerah adalah kunci yang ia pegang saat kesulitan datang menghampirinya. Di saat kebutuhan ekonomi yang mendesak kala itu menderanya, seorang Rendi Agustino mampu melewatinya hanya dengan bermodalkan keterampilan dan kemampuannya.
Remaja yang lahir 9 agustus 1995 asal Bandar lampung ini memiliki ketidaksempurnaan fisik sejak kecil akibat musibah yang menimpanya sewaktu kecil. Bertepatan ketika itu perekonomian keluarganya tengah goyah dan carut-marut. Dilahirkan dengan kondisi yang kurang sempurna dengan tangan dan kaki yang tidak dapat tumbuh dengan normal, tidak membuat Rendi dan keluarganya putus asa. Beruntung, Rendi memiliki bakat bernyanyi.
Sejak berumur 7 tahun, Rendy tekun mempelajari musik dan bernyanyi. Prestasi yang diraihnya tak diragukan lagi. Terbukti mengingat semenjak kecil, dia sudah menjuarai lomba nyanyi daerah di darah asalnya Bandar Lampung.
Setelah berusia remaja, Rendi pindah ke Kota Gresik, tinggal bersama saudaranya. Di usia yang remaja ini bakatnya sudah sangat terlihat di kalangan umum. Dia mendirikan satu band yang bernama ‘Ribet Plan’ yang beraliran pop jazz. Motivasinya berasal dari kehidupan yang selama ini ia lakoni. Tak peduli orang berkata apa, Rendi berniat mewujudkan mimpinya sabagai musisi di tengah keterbatasan fisiknya.
Belum lagi ketika ia bersekolah di SMA Semen Gresik, ia meraih prestai yang juga didukung teman dan sekolah. Tercatat 18 lagu yang telah ia ciptakan sendiri. Diantaraya Indonesia Jaya, Hidup Indah, Mama, Terendap Kenaganku, Kenangan kecil kita ditambah Rekam dan Simpan baru-baru ini ia buat.
Tak berhenti sampai di situ, Rendi juga merupakan salah satu vokalis terbaik di Gresik ketika tahun 2011. Serta menjadi perwakilan band dari Gresik kompetisi band se-Jawa Timur . Bersama bandnya, Ribet Plan, sedikit demi sedikit dia memperoleh keuntungan lewat bermusik. Dimulai diajak manggung di beberapa acara. Dia mengaku setiap mangung ia mendapat 500 ribu sampai 1 juta.
“Saya beusaha meskipun dengan keterbatasan yang saya miliki. Tetap berusaha dan membuat karya” ucap Rendy di akhir perbincangan.
naskah dan foto : Lutfi Aminudin