Actasurya.com – Peristiwa mabuk lem yang dilakukan oleh anak di bawah umur kembali menggegerkan, terlebih Kota Surabaya dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Setelah mendapati 10 bocah teler akibat lem di Kelurahan Kutisari, Tenggilis, Surabaya, Minggu (11/11). Tim Odong-odong Satpol PP Surabaya kembali menciduk lima bocah yang telah menghirup dan merasakan sensasi lem kuning di Jalan Banyu Urip, Surabaya pada Senin (19/11) .
Dari lima bocah penikmat lem, tiga diantaranya merupakan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan dua diantaranya remaja putus sekolah. Dengan sigap, para petugas mengamankan lima bocah berinisial RH, FK, JH, AF dan JR ke kantor Satpol PP untuk mendapatkan binaan dan pemeriksaan dari Dinas Kesehatan dan dokter psikolog.
Hasil pemeriksaan terhadap lima anak, dua diantaranya positif amphetamin. Dan salah satu dari lainnya, rupanya sering mengkonsumsi narkoba jenis double L (LL).
Risma yang ingin mengetahui penyebab lima bocah melakukan aksi ngelem, pun mengajak para awak media untuk mendatangi anak-anak dan memberi pertanyaan yang tak bernada tinggi. “Kamu nyium gini (ngelem) itu buat apa? Kamu sudah berapa lama suka menghirup lem? kamu tidak kasihan sama orang tuamu?” tanya Risma kepada lima remaja, Senin (19/11).
Di tengah perbincangannya dengan lima pemabuk lem, Risma mengajak JH, kemudian berganti dengan FK untuk masuk ke dalam ruangan Kabag Satpol PP secara intensif. Menurut Risma, kejadian seperti ini terpicu oleh faktor lingkungan (lokalisasi), pergaulan dan masalah keluarga yang berujung pada psikologi anak.
“Jadi mereka dulunya punya masalah dengan keluarga. Kita nanti akan selesaikan masalah-masalah dengan para orang tuanya. Tadi saya juga sudah nitip ke pihak sekolah, agar dia bisa diterima kembali,” tegasnya.
Menurut Wali Kota Surabaya, permasalahan yang terjadi bisa dipicu oleh pengaruh dan ajakan anak putus sekolah. Karena tak memiliki aktivitas positif, maka dapat berujung pada pengenalan hal buruk, bahkan mampu mengajak anak yang masih menikmati mata pelajaran di kelas.
“Anak-anak ini tidak punya kesibukan. Dan ini kemudian mempengaruhi anak-anak lain. Ini yang paling saya takutkan (dampak) anak putus sekolah itu,” ujarnya.
Rupanya ngelem sudah menjadi kebisaan disetiap harinya, bahkan kecanduan saat menghirup dan menikmati sensasinya. “Sehari nglem sekali, rasanya nagihi, pingin nambah terus,” kata FK.
![](https://www.actasurya.com/wp-content/uploads/2018/11/WhatsApp-Image-2018-11-20-at-14.24.54-1-300x200.jpeg)
RH, bocah putus sekolah mengaku jika ia membeli lem dari seorang teman. Kemudian dibagi dalam beberapa plastik, dan siap untuk dihirup.
“Sudah tiga kali menghirup lem. Rasanya pusing, badan jadi terasa ringan. Ya dihirup sampai habis. Nanti rasanya pusing, ngefly ,” cakapnya.
Sementara itu, Tanti Melani sebagai Dokter Umum menjelaskan, jika setelah menghirup lem, penghisap akan merasa ngefly. Sebab, kandungan LSD (Lysergic Acid Diethilamide).
Jika kandungan LSD masuk melalui hidung, akan mengubah pikiran, suasana hati, perasaan dan perilaku seseorang. LSD merupakan golongan zat aditif lainnya, sehingga dapat menimbulkan halusinasi.
“Bahkan jika penggunaan dilakukan dalam jangka panjang, efeknya bisa menyebabkan depresi pernafasan, otak dan paru. Nanti efeknya itu juga bisa addict (kecanduan),” tutupnya. (Est)