Acta Surya – Bangunan yang etnik dengan nuansa khas Jawa, nampak jelas saat kita melihat dari depan cafe. Mengusung tema adat Jawa, cafe yang berdiri sejak tiga tahun silam ini tetap mempertahankan budaya khas Indonesia.
Di salah satu sudut cafe terdapat sebuah gazebo, serta tatanan kursi dari batang kayu jati dan delman tertata apik. Mengusung adat Jawa yang begitu kental, serta hiasan payung tradisional dan patung pewayangan khas Jawa Timur. Tak hanya itu daun aren pun dimanfaatkan sebagai atap gazebo yang mempercantik area pintu masuk. Itulah secuil konsep dari House of Padmaning yang berlokasi di Jalan Dukuh Kupang Barat XXIV No.19-21.
Ketika langkah kaki mulai memasuki area Padmaning, kita akan disuguhkan dengan deretan lukisan serta hiasan lampu oblek nan sangkar burung yang menggantung, sehingga membuat tata ruang lebih bernuansa vintage. Di bagian samping, terdapat motor vespa yang antik dan beberapa penghargaan yang diraih oleh cafe ini.
Padmaning sendiri berasal dari nama keluarga besar sang pengelola. Seperti kata orang tempo dulu, nama juga berpengaruh dalam berbisnis, jadi pemilik Padmaning, Dito mengambil nama ini untuk nama café nya. House of Padmaning adalah rumah keluarga besar Padmaning. “Disini saya ingin para pelanggan yang datang kesini, mereka merasakan seperti di rumahnya sendiri, dengan nuansa yang adem bikin hati sejuk dengan lantutan musik keroncong,” ucap Dading Jayaning, salah satu pengelola House of Padmaning.
Ide penataan khas Nusantara tersebut, menurut Dito sang owner, asal mulanya hanya iseng-iseng saja. Namun respon dari masyarakat positif dan banyak yang suka dengan ide dari kakak beradik ini. Kondisi cafe tersebut pada 24 April 2014 tak semenarik saat ini. Berjalannya waktu Dito bersama dengan adiknya Dading melakukan pembenahan, agar kedai yang mereka bangun lebih cantik lagi.
Bermodal dari Rp 500ribu serta bantuan dari saudaranya, pria berkulit sawo matang ini membulatkan niatnya untuk berwirausaha seperti sang ayah. “Saya sampai memutuskan untuk resign dari tempat kerja, buat fokus ke usaha yang baru,” tutur lulusan teknik mesin Unesa 2008 ini.
Seperti warung lainnya, di House of Padmaning juga menyediakan berbagai macam aneka minuman dan makanan sebagai pendamping saat ngobrol. Untuk menu minuman disediakan berb
Tak sekedar sebagai tempat nongkrong, House Of Padmaning sering digunakan tempat berkumpul para komunitas. Setiap acara anniversary cafe tersebut, selalu melibatkan para seniman, komunitas dan beberapa media sebagai media partner. Ia menggunakan tema yang berbeda setiap tahunnya. Salah satunya Komunitas Street Culture Surabaya dengan tema Mata Senja.
“Suasananya asik, nyaman buat nongkrong sama temen-temen dan suasananya kayak di keraton jawa. Harganya juga terjangkau buat kalangan mahasiswa seperti saya,” ujar Erni Ariana, salah satu pengunjung cafe.
Jika ingin berkunjung ke House of Padmaning ini buka setiap hari Senin sampai Minggu, mulai pukul 12.00 – 24.00 WIB. (N/F : Alfa)