actasurya.com – Radio Republik Indonesia (RRI) kembali menyelenggarakan acara diskusi dengan tema yang berbeda yakni ‘Dari Kampus Untuk Indonesia’ di kampus Stikosa-AWS. Dalama acara sosialisasi ini diadakan talkshow dengan tajuk Pemilih Cerdas ‘Indonesia Memilih’, Senin (9/6).
Talkshow ini merupakan salah satu rangkaian acara sosialisasi RRI di kampus se-Surabaya. Sedangkan, di Stikosa-AWS ini menjadi tempat ketujuh yang dituju sejak pemilihan legislatif (pileg) sebelumnya. Diskusi ini bertujuan agar mahasiswa tidak golput dan menjadi pemilih yang cerdas.
“Tujuannya, lebih memantapkan teman-teman mahasiswa agar menjadi pemilih yang cerdas, dan tidak golput di pemilihan capres. Apalagi sekarang pilihannya hanya dua, kami hanya mengajak agar benar-benar mengamati mana capres yang akan dipilih,” ujar Yuvita, kepala RRI Surabaya.
Acara di Stikosa-AWS ini RRI bekerja sama dengan BEM. “Sebetulnya acara ini diserahkan ke teman-teman PR namun tidak tahu kenapa diserahkan ke BEM dan kami langsung bertindak cepat untuk membentuk panitia,” ucap Fiqie Nur Hidayatulloh, selaku ketua pelaksana.
Acara Diskusi ini juga mendatangkan salah satu staf Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kota Surabaya M. S. Agung S. MIP sebagai narasumber. Panwaslu juga mendukung dengan adanya sosialisasi seperti ini, melihat angka golput dari pemilih pemula.
“Untuk meminimalisir golput dikalangan pemula, sering melakukan sosialisasi seperti ini dan pemilih harus memantau dikelurahan. Jika namanya tidak terpampang, pemilih bisa melapor ke petugas pengawas lapangan (PPL),” tutur M. S. Agus S. MIP, selaku Devisi Pengawasan dan Lembaga, Panwaslu Kota Surabaya.
Diharapkan mahasiswa setelah adanya sosialisasi seperti ini bisa lebih mengawasi calon presiden yang akan dipilih pada 9 Juli mendatang. Apalagi dengan maraknya dilakukan kampanye hitam untuk menjatuhkan kubu lawan.
“Mahasiswa sebagai pemilih pemula diharapkan bisa mengawasi capres yang menjadi kandidat, dan kami Panwaslu akn membatu melakukan pengawasan di lapangan,” tutup Agus mengakhiri perbincangan.
naskah: Haris Dwi | foto: Dimas Aldamma