Penampilan Mahasiswa di acara AWS Bersikap, di halaman Stikosa-AWS Kamis (3/10).
Actasurya.com – Mengingat adanya aksi #SURABAYAMENGGUGAT pada 26 September 2019 lalu terkait aksi penolakan soal pembentukan RUU KUHP yang terjadi di depan gedung DPRD Jawa Timur, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Stikosa-AWS membuat acara lanjutan yaitu AWS Bersikap. Acara yang dilakukan di halaman Stikosa-AWS ini melibatkan seluruh mahasiswa dan beberapa dosen Stikosa-AWS, di mana dalam acara ini perwakilan mahasiswa ikut berpartisipasi dengan menyumbangkan sebuah orasi, penampilan puisi dan bernyanyi.
Pasca aksi #SURABAYAMENGGUGAT banyak sekali kasus – kasus yang terjadi. Seperti kekerasan kepada jurnalis, kriminalisasi terhadap aktivis, gugurnya dua mahasiswa di kendari, hingga tidak ada kepastian mengenai pembentukan PERPUU untuk membatalkan RUU KPK. Adanya acara ini bertujuan untuk menggerakkan kembali aspirasi mahasiswa Stikosa-AWS.
Seperti yang dijelaskan oleh Oktaviandio Kresna Susanto selaku Ketua Pelaksana acara AWS Bersikap. “Tujuan dari acara ini adalah untuk mengundang kawan-kawan mahasiswa sekalian untuk hadir menyuarakan aspriasi dari mereka, serta dipenghujung acara juga ada kiriman doa untuk kawan-kawan yang sudah gugur saat menyuarakan aksinya”. Jelasnya.
Tidak hanya bertujuan untuk menyuarakan aspirasi dan mengirimkan doa, tetapi tujuan lain dari acara ini juga ingin menggerakkan mahasiswa Stikosa-AWS untuk bisa lebih memahami aksi yang dilakukan saat Surabaya Menggugat.
“Kita juga ingin menggerakkan mahasiswa Stikosa-AWS dulu sebesar-besarnya, karena kami tahu beberapa mahasiswa mungkin ada yang belum tahu mengenai konflik dan masalahnya tetapi ikut turun aksi, jadi kita menggelar ini untuk memberi pengarahan bahwa aksi ini benar-benar dari hati nurani dan bukan ajang eksistensi” ungkap Miftachus Syahril Hidayat selaku Sie Acara.
Acara ini tidak hanya dihadiri oleh beberapa mahasiswa Stikosa-AWS saja, beberapa dosen pun juga ikut berparstisipasi dalam acara ini yaitu Suprihatin dan Ratna Puspitasari. Dalam acara ini Suprihatin dan Ratna Puspitasari juga melakukan orasi atau pernyataan sikap yang disaksikan oleh beberapa mahasiswa Stikosa-AWS. Setelah orasi atau pernyataan sikap dari dosen, acara selanjutnya diisi dengan penampilan dari beberapa mahasiswa semester 1,3,5 dan 7.
Melihat antusias mahasiswa berpartisipasi dalam acara ini, membuat Suprihatin beranggapan bahwa mahasiswa AWS sudah banyak yang sangat peduli dengan permasalahan yang terjadi saat turun aksi #SURABAYAMENGGUGAT lalu. “Saya kira ini satu hal yang menarik, ditengah kesibukan teman-teman mahasiswa kuliah tapi masih peduli pada persoalan-persoalan bangsa”. Ungkapnya.
Dengan adanya aksi ini Suprihatin juga berharap dan memberikan pesan bahwa mahasiswa harus lebih sering melakukan diskusi-diskusi terkait persoalan ini.
“Saya harap akan lebih banyak diskusi yang dilakukan oleh teman-teman untuk melakukan kajian-kajian itu dengan melibatkan dosen , melibatkan akademisi dari kampus lain dengan melibatkan praktisi. Terutama untuk hal-hal yang berkaitan dengan disiplin keilmuan kampus kita misalnya, RUU KUHP yang baru nanti itu apakah ada pembungkaman terhadap pers seperti apa bentuknya. Nah itu kan kita wajib bersuara kalau seperti itu”. Tutupnya. (N/F: dyf)