actasurya.com – Tanggal 10 november, setiap tahunnya diperingati sebagai hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia. Hal ini d inyatakan oleh International Humanist and Ethical Union (IHEU) sebagai hari resmi perayaan kaum Humanisme.
Tanggal itu dipilih untuk menghormati Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengadopsi dan memproklamasikan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, sebuah pernyataan global tentang HAM. Peringatan tersebut dimulai sejak tahun 1950 ketika Majelis Umum mengundang semua negara dan organisasi yang peduli terhadap HAM.
Indonesia sendiri dalam kasus pengadilan tentang HAM sangat kurang. Sebab dari tahun ke tahun angka pelanggaran HAM tidak berkurang. Pada tahun 2011-2012 ada 600 kasus. Jumlah ini meningkat lebih dari 100 persen dibandingkan periode 2010-2011 yang hanya 250 kasus.
Dari permasalahan tersebut kampus Universitas Airlangga (UNAIR) Kampus B, fakultas seni budaya menyelenggarakan acara teatrikal tentang penculikan mahasiswa UNAIR pada tahun 1998 yaitu Herman Hendrawan dan Bimo Petrus Anugra.
Acara yang diselenggarakan pada kamis, (10/12) ini, dimulai pada pukul 14.00 WIB. Pada event itu dihadiri oleh mahasiswa UNAIR sendiri serta beberapa organisasi kemahasiswaan. Dalam pembuatan event yang bertemakan HAMNESIA ini, bekerjasama dengan berbagai organisasi kemahasiswaan seperti Liso, Lamri, Sebumi, Barapisim, Sebumi, Nafas, GMNI Surabaya serta perwakilan dari Putajaya.
Event ini di buat karena keprihatinan kasus pelanggaran HAM tahun 1998 yang belum terselesaikan sampai saat ini. Pada tahun tersebut, tepatnya orde baru pergerakan mahasiswa sangat di tekan oleh pemerintahan,jika membandel bisa berurusan dengan aparat TNI.
Puncak acara itu, ditampilkannya teatrikal yang bercerita tentang dua mahasiswa UNAIR yaitu Herman Hendrawan dan Bimo Petrus Anugra yang hilang saat memmimpin sebuah pergerakan mahasiswa yang bertujuan menurunkan Soeharto.
Acara tersebut menampilkan berbagai puisi serta puncak acara teatrikal. Awalanya acara tersebut direncanakan untuk memperingati hari pahlawan tetapi di undur sampai tanggal 10 desember, dengan dalih kurang persiapan.
“Saya berharap dengan acara ini mahasiswa semakin peka terhadap keadilan tentang Hak Asasi Manusia, serta kasus kasus HAM yang belum terselesaikan dapat diselesaikan.” Ucap ibnu, salah satu penyelenggara acara tersebut. (N/F : Paulus )