actasurya.com – Berbicara mengenai Kota Surabaya, tak terlepas dengan Persebaya dan suporter militannya yaitu Bondo Nekat (Bonek) Mania. Aksinya yang terlalu nekad sampai akhirnya sering melakukukan tindakan kriminal, Tindakan-tindakan itu pun sempat melahirkan stigma negatif di mata masyarakat karena ulahnya.
Stigma negatif yang ada di masyarakat berhasil ditepis, salah satunya dengan hadirnya Komunitas Fotografi Bonek (KFB). Komunitas yang didirikan pada 25 Juli 2017 oleh Gerson Sumelang dan Dimas Yanuar Suharto itu tidak hanya membidik momen saja, namun memilik kegiatan lain seperti kelas workshop fotografi hingga pelatihan jurnalistik.
KFB sendiri juga mempunyai program rutin, yakni mengunjungi sekolah-sekolah guna menjaring siswa yang memiliki minat dibidang foto. Namun, tidak semua sekolah mengizinkan mengingat citra bonek sebelumnya yang terkesan anarkis, lantas tak membuat KFB menyerah begitu saja. Komunitas ini berencana untuk menjaring massa di tingkat kecamatan.
Kegiatan ini selain untuk memperkenalkan Komunitas Fotografi Bonek sendiri, juga sebagai sarana diskusi agar terbentuk sumber daya Bonek yang positif. Salah satunya dengan adanya media dan etika yang harus lebih dioptimalkan. Komunitas ini juga mempunyai beberapa media diantaranya, Youtube, Twitter, serta Facebook.
Namun untuk menyesuaikan perkembangan jaman, KFB juga menggunakan media lain yang sedang populer di kalangan remaja, yaitu Instagram. Dengan nama @komunitasfotografibonek, dalam akun ini memposting kegiatan-kegiatan Bonek serta pertandingan Persebaya, yang merupakan foto hasil karya anggotanya. Selain itu, akun ini juga mempromosikan acara-acara yang dibuat oleh KFB sendiri.
Dimas yang merupakan koordinator komunitas ini juga menceritakan pengalamannya saat berada di tribun, ketika kamera profesional sejenis DSLR dilarang meliput, disitulah moment seru menurutnya. Di mana antar anggota atau bonek lainnya ikut membantu dan bekerja sama. “Tantangannya itu pas di tribun, pas bawa kamera profesional gak bole meliput, nah justru disitu serunya, saat temen-temen bonek saling membantu,” ujarnya.
Namun tak ada yang sia-sia, Komunitas Fotografi Bonek telah mendapat apresiasi dari management Persebaya 1927, dan kini KFB telah mendapat akses sendiri untuk masuk ke stadion. Contohnya, saat mendapat akses untuk meliput anniversary laga Persebaya di Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, pada Sabtu (9/12/2017).
Komunitas ini pernah mengikuti lomba foto yang diadakan oleh Persebaya Store, dimana karya KFB juga sempat di pamerkan dalam acara yang diselenggarakan oleh Kapal Api melalui Fotography Contest, Bonek Fair, di lapangan parkir timur Delta Plaza, 15 September 2017 lalu.
KFB kini beranggotakan 35 orang dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar, mahasiswa, hingga warga umum, anggota dalam komunitas ini turut andil membanjiri media online agar masyarakat terdoktrin dengan kegiatan positif. Komunitas ini juga mengkritisi isu yang berkembang tentang Bonek lewat video pendek yang di upload dalam akun Youtube.
Meskipun belum memiliki basecamp, Anggota KFB sering mengadakan kopi darat (Kopdar) yang biasanya dilakukan di Taman Apsari atau Genteng Besar. Kegiatan berkumpul ini biasanya rutin dilakukan disetiap Rabu kedua dan keempat dalam sebulan. Kegiatan kopdar sendiri biasanya membahas event yang akan atau telah diikuti oleh komunitas ini.
“Harapannya nanti masyarakat bisa menerima bahwa Bonek itu tidak semua dipandang negatif,” ujar Dimas selaku Koor. Untuk keanggotaan sendiri, sebenarnya KFB juga berharap agar bisa terus bertambah. “Untuk masuk komunitas ini syaratnya hanya Bonek atau Bonek Wanita (Bonita) saja, karena dengan begitu akan lebih menjiwai,” tutupnya. (N/F: Fitri/Doc Pribadi)