Pemaparan visi misi kandidat calon Presiden BEM Stikosa-AWS, Zalzabilla Nadya Ardini Liputo (kanan) dan Allan Kurnia Candra (kiri) Jum’at (14/6).
Actasurya.com – Satu periode sudah masa kepemimpinan Anggadia Muhammad, sebagai Presiden BEM. Dengan berakhirnya masa jabatan, BEM Stikosa-AWS kembali menggelar pemilu raya, guna mendapat kandidat Presiden BEM selanjutnya dalam periode 2019-2020. Bertempat di Pendopo Stikosa-AWS, kedua kandidat calon presbem yakni Zalzabilla Nadya Ardiani Liputo dan Allan Kurnia Candra memamparkan visi dan misi mereka masing-masing, Jum’at (14/6).
Pada pemaparan visi misi dihadiri oleh beberapa perwakilan dari akademik, yakni Ismojo Herdono selaku ketua Stikosa-AWS, Suprihatin selaku Pembantu Ketua I (PK I) serta Puasini Apriliantini sebagai Pembantu Ketua III (PK III). Turut hadir pula, perwakilan dari beberapa mahasiswa baik mahasiwa ormawa maupun mahasiswa non ormawa.
Berikut adalah visi dan misi dari masing-masing kandidat Presiden BEM, periode 2019 – 2020 :
Calon Presiden BEM nomor urut 1, Zalzabilla Nadya Ardiani Liputo (Semester VI, Broadcasting):
Visi
Mewujudkan BEM Stikosa-AWS sebagai forum komunikasi seluruh civitas akademik baik eksternal maupun internal.
Misi
- Penguatan organisasi internal BEM yang solid dan profesional.
- Menyelaraskan seluruh kegiatan dan aspirasi civitas akademik Stikosa-AWS.
- Membangun eksistensi BEM Stikosa-AWS di ranah internal maupun eksternal kampus.
- Menjadi media komunikasi dan informasi utama bagi seluruh civitas akademik.
Calon Presiden BEM nomor urut 2, Allan Kurnia Candra (Semester IV, Public Relations):
Visi
Mewujudkan BEM Stikosa-AWS sebagai wadah aspirasi serta peluang mahasiswa agar dapat mengembangkan diri baik diluar maupun di dalam kampus untuk berkarya dan berprestasi.
Misi
- Membangun sistem kerja BEM yang bersifat profesional, aktif dan memiliki rasa kebersamaan guna mencapai tujuan bersama.
- Membina dan meningkatkan hubungan serta kerjasama dengan semua elemen baik di internal maupun eksternal kampus.
- Menjembatani mahasiswa Stikosa-AWS serta ormawa dengan akademik dan dosen dalam upaya pengembangan diri.
- Meningkatkan citra organisasi untuk lebih mengenalkan BEM Stikosa-AWS dengan mengoptimalkan peran media sosial.
Pemaparan visi misi Presbem yang dilaksanakan pukul tiga sore ini, memiliki tiga sesi tanya jawab. Sesi pertama untuk kandidat nomor satu, sesi kedua untuk kandidat nomor dua, dan sesi ketiga untuk kedua calon presbem.
Pada sesi pertama, pertanyaan awal dilayangkan oleh Anggadia Muhammad kepada kandidat nomor satu. Pertanyaan yang diberikan mengenai langkah konkrit yang akan dilakukan oleh kandidat nomor satu dalam menjalankan misi membangun sistem kerja BEM mendatang. Serta langkah-langkah yang dilakukan dalam membangun eksistensi BEM di ranah internal maupun eksternal kampus.
Menanggapi pertanyaan tersebut, perempuan yang akrab disapa Bella ini menuturkan, apabila ia terpilih menjadi presbem maka langkah pertama yang ia lakukan ialah penguatan internal. Di mana menurut Bella, BEM Stikosa-AWS sudah memiliki sistem yang sangat jelas. Namun sistem yang ada di dalamnya belum merata diketahui oleh seluruh kabinet-kabinetnya.
Berangkat dari pengalamannya, yang sudah dua tahun berkecimpung di BEM Stikosa-AWS, adalah kurangnya memahami terkait tugas pokok dari departemen di dalam struktur BEM.
Sehingga dengan adanya misi itu, Bella berharap pengurus-pengurus yang ada dapat menjalankan tugas pokok dan fungsinya, sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD-ART).
“Setelah itu berjalan, itu bisa dikembangkan lagi dengan menggunakan program kelas internal dan upgrading skill. Dan ketika upgrading skill dari pengurus BEM ini sudah merata, otomatis program-program yang ada bisa terlaksana dengan baik,” kata Bella, mahasiswi semester enam ini.
“Jadi misi ini berkesinambungan, eksistensi di sini yang saya maksud adalah BEM itu kelihatan, BEM itu tidak tertutup. Yang di mana, orang akan tau kerjanya BEM itu sampai mana,” tambahnya.
Selain itu, pertanyaan datang dari Qoonitah Fajriana, perwakilan dari ormawa Prapala. Qoonitah mempertanyakan terkait adanya wacana Himpunan Mahasiswa (HIMA) yang ada didalam statuta yang belum berjalan, yang dimana hak dan kewajibannya belum jelas. Ia mempertanyakan bagaimana langkah yang akan diambil BEM untuk HIMA ini seperti apa, karena ia merasa bahwa adanya HIMA ini bertentangan dengan sistem keorganisasi yang ada di Stikosa-AWS.
Saat disinggung mengenai hal tersebut, Bella mengatakan itu merupakan informasi yang baru ia ketahui. “Saya akan mencari tahu bagaimana sistemnya dan ketika itu tidak sesuai berarti kita tidak bisa menjalankan HIMA ada dibawah naungan BEM. Tapi kalau memang bisa HIMA berada di bawah naungan BEM, saya rasa kenapa engga,” jawab Bella.
Pada sesi kedua, pertanyaan diajukan kepada kandidat presbem nomor dua, yaitu Allan Kurnia Candra. Pertanyanaan pembuka sesi kedua datang dari Supriahtin, selaku perwakilan dari akademik Stikosa-AWS. Melihat visi dan misi yang telah disusun oleh kedua kandidat, dosen yang akrab disapa Titin ini mempertanyakan apakah ada analisis SWOT yang meliputi kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Allan mengatakan ia merasa bahwa Stikosa-AWS sendiri sudah memiliki sistem kerja yang profesional dan sebagai Presbem, ia kemudian dapat membina atau memberitahu kepada divisi yang bersangkutan. “Kalau ada yang belum tau, kita kasih tau tugasnya seperti ini dan juga kita kasih tau tugasnya satu persatu,” jelas Allan.
Pertanyaan juga dilayangkan Anggadia Muhammad, yang mempertanyakan mengenai misinya yang mengatakan akan menjembatani mahasiswa serta ormawa dengan pihak akademik dan dosen. Anggadia mengatakan, bahwasannya ada permasalahan dalam tiga periode. Yang dimana, menurutnya sudah tiga kali periode berturut-turut kepemimpinan Presbem merasa gagal untuk merangkul mahasiswa non ormawa.
Oleh karena itu, Anggadia mempertanyakan bagaimana langkah yang akan dikerjaakan oleh Allan untuk memperbaiki permasalahan tersebut. “Langkah awal bisa kita melakukan pendekatan saat pra opspek. Berangkat dari situ kita bisa menyuruh mereka mengikuti ormawa-ormawa yang ada di Stikosa-AWS,” kata Allan.
Untuk mahasiswa non ormawa sendiri, Allan mengatakan akan melakukan pendekatan. Dimana, menurutnya teman-teman mahasiswa non ormawa juga memiliki banyak prestasi. Pendekatan yang akan dilakukan pun secara bertahap, melihat banyaknya mahasiswa Stikosa-AWS. “Setelah melakukan pendekatan, kita juga tidak bisa mengintervensi mereka terlalu dalam. Karena mereka punya pilihannya sendiri, misalnya kita tidak bisa memaksakan, yang terpenting kita sudah memotivasi,” sambung Allan.
Sebagai penghujung dari rangkaian acara pemaparan visi dan misi calon presiden BEM Stikosa-AWS, sesi ketiga sebagai tanya jawab kepada kedua kandidat calon presbem. Pada sesi ini, pertanyaan mengenai langkah konkrit yang akan dilakukan presbem kelak guna merangkul ormawa dengan akademik menjadi pertanyaan oleh mahasiswa yang turut hadir dalam pemaparan visi dan misi ini.
Izzatul Mucharrom misalnya, ia mempertanyakan kembali langkah konkrit yang akan ditempuh kedua calon presbem dalam menyelaraskan seluruh kegiatan antara pihak kampus dengan ormawa. Melihat dari kegiatan yang dilakukan oleh tiap ormawa berbeda-beda. Sementara dari pihak kampus juga memiliki agenda akademik yang ia rasa tidak sesuai dengan teman-teman ormawa.
Tak hanya itu, perempuan yang akrab disapa Izza ini juga mempertanyakan bagaimana kedua calon presbem dekat dengan teman-teman ormawa. Melihat dari misi yang telah disusun oleh kedua calon presbem yang ingin menjadi wadah bagi seluruh civitas kampus, termasuk mahasiswa ormawa.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Bella mengatakan baginya selaras itu tidak selalu senada namun seimbang. “Ketika teman-teman ormawa berkegiatan, atau teman-teman non ormawa punya keinginan, dan pihak akademik akan megadakan suatu acara menurut saya bukan suatu hal yang salah jika mereka berjalan sendiri-sendiri jika punya tema yang berbeda,” jelas Bella.
Dalam hal pendekatan pihak BEM dengan ormawa, Bella menjelaskan penekanannya ada pada penguatan organisasi internal BEM yang solid, berkaca dari pengalamannya selama dua tahun kepengurusan BEM dimana, pendekatan BEM dirasa lebih mudah jika kabinet BEM berasal daei teman-teman dari ormawa.
Menanggapi pertanyaan yang sama, Allan juga menjelaskan bahwa tiap ormawa memiliki kegiatan masing-masing adalah sesuatu yang wajar. Untuk meyelaraskan, bisa saat melaksanakan kegiatan opspek yang dimana diadakan bazaar ormawa. Untuk pendekatan BEM kepada orwama, Allan mengatakan pendekatan bisa dilakukan melalui pendekatan kepada ketua atau pemimpin ormawa tersebut, guna menyambung kedekatan antara pihak BEM dan pihak ormawa.
“Sebagai presbem, kita bisa dekat dengan ketua dari setiap ormawa . Kita bisa tanya walaupun ada batasannya. Tidak semua kita harus tahu, yang penting kita bisa dekat masing-masing ormawa itu sendiri,” pungkasnya. (N/F: sas/dni)