Actasurya.com – Lima puluh lebih aktivis Ecological Observation and Wetlands Conservation (ECOTON) bersama lapisan masyarakat serta mahasiswa se-Jawa Timur (Jatim) yang tergabung dalam Komunitas Capy Brantas gelar aksi di depan Gedung Grahadi Surabaya pada Senin (17/4/23). Aksi tersebut mengusung tema “Bumi Jatim Bukan Toilet”. Hal ini dilakukan menjelang Hari Bumi Sedunia yang diperingati pada 22 April mendatang.
Yayasan Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (ECOTON) bersama Komunitas Capy Brantas gelar aksi dengan membawa berbagai tuntutan terkait kerusakan lingkungan hingga pencemaran Limbah B3 yang merusak ekosistem sungai yang ada di Jawa Timur.
Kholid Basyaiban salah satu aktivis ECOTON mengatakan, ada 14 tuntutan yang dibawakan dalam aksi kali ini. Salah satu poin tuntutan para aksi adalah menuntut pemerintahan untuk menyelidiki kasus pencemaran lingkungan ini dan meminta mengedukasi masyarakat untuk tidak buang limbah di Sungai.
Banyaknya temuan kasus-kasus pencemaran lingkungan di Jawa Timur dinilai mencerminkan bahwa bumi Jatim seakan dijadikan toilet bagi para penguasa dan pelaku industri yang membuang limbah tanpa diolah.
“Kami sudah muak dengan kasus-kasus pencemaran yang sering terjadi di wilyah Jawa Timur. Para penguasa seakan angkuh dan tidak menghormati dimana bumi dan tanah yang mereka pijak dengan terus melakukan perusakan dimuka bumi khusunya di Jawa Timur,” ungkapnya.
Pria tersebut menambahkan temuan kasus-kasus pencemaran di Jawa Timur menjadi indikator bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim dinilai abai dalam pengawasan dan penegakan hukum.
“Selain itu dari temuan tersebut juga menjadi indikator bahwa Pemprov Jatim tidak memprioritaskan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan kasus kasus pencemaran lingkungan di Jatim cenderung hilang dan selesai di tengah jalan tanpa ada penyelesaian, karena rawan suap dan korupsi dilingkungan pejabat ASN Pemprov Jatim,” imbuhnya.
Sementara itu Rafika Aprilianti selaku peneliti ECOTON menjelaskan bahwa sungai di Jawa Timur dinobatkan peringkat nomor satu sebagai yang paling tinggi terkontaminasi Mikroplastik dibanding 34 provinsi lainnya. Hasil riset fakta dan temuan, sebanyak 70% air minum masyarakat Jawa Timur tercemar bakteri E-Coli dan terkontaminasi mikro plastik di Sungai-sungai.
“Kontaminasi bakteri E.coli di 70 % air minum masyarakat Jawa Timur menandakan bahwa sumber air warga Jawa Timur sudah mengalami kerusakan dan tercemar,” pungkasnya.
Hal tersebut akan berdampak buruk bagi masyarakat juga rentan terjadinya berbagai macam penyakit dan berdampak terhadap kerusakan lingkungan serta matinya semua ikan jika terkena limbah.
Lebih lanjut, Iqbal Ivan Ammar Fauzi selaku mahasiwa Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya yang sekaligus menjadi koordinator aksi ECOTON mengatakan, selama satu dekade terakhir bumi Jatim sedang dalam kondisi sekarat akibat pencemaran lingkungan.
“Seperti halnya kasus sampah impor yang ramai di tahun 2019, Limbah slag aluminium di beberapa wilayah di Jawa Timur, timbunan limbah B3 kawasan militer, sungai tercemar Mikroplastik, udara di Jawa Timur dalam koondisi Buruk karena asap industri dan pembakaran sampah plastik hampir setiap hari terjadi disetiap sudut wilayah di Jawa Timur,” pungkasnya.
(N/F: Zak, Kun/Dok.Pribadi)