actasurya.com
  • HOME
  • BERITA
  • FEATURES
    • TOKOH
    • SENI & BUDAYA
    • GAYA HIDUP
  • OPINI
  • SASTRA
    • PUISI
    • CERPEN
  • PHOTOGRAPHY
  • E MAGAZINE
  • REDAKSI
Facebook Twitter Instagram
TRENDING
  • Sepenggal Kisah Museum Pahlawan
  • Kebebasan Pers Dibungkam LPM Lintas Ajukan Gugatan
  • Ngonten Bareng Warga, Bentuk Upaya Optimalisasi Potensi Wisata Bahari Sontoh Laut
  • Lomba Dayung Sampan, Bentuk Promosi Wisata Air Sungai Kalimas
  • Surabaya Vaganza, Wujud Kebangkitan Ekonomi Kota Pahlawan
  • Festival Rujak Kembali, Setelah Vakum Selama Pandemi
  • RRI Pro 2 Goes To Campus, Gelar Talkshow di Kampus Wartawan
  • Sirikit Syah Berpulang, Kampus Pencetak Wartawan Berduka
Facebook Twitter Instagram
actasurya.com
  • HOME
  • BERITA
  • FEATURES
    • TOKOH
    • SENI & BUDAYA
    • GAYA HIDUP
  • OPINI
  • SASTRA
    • PUISI
    • CERPEN
  • PHOTOGRAPHY
  • E MAGAZINE
  • REDAKSI
actasurya.com
Home»BERITA»Iswanto Pemeran di Balik Layar
BERITA

Iswanto Pemeran di Balik Layar

redaksiBy redaksi23 November 2013Tidak ada komentar2 Mins Read
Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

actasurya.com – Dibalik pro dan kontra setiap acara yang diselenggarakan Stikosa-AWS seperti SCTV Goes to Campus, nampaknya membawa keuntungan tersendiri untuk Iswanto (47), petugas kebersihan kampus.

Seketika keramaian gedung yang disulap semeriah mungkin, membalikkan keadaan acara yang mewah terlihat sampah berserakan di setiap sudut seperti gudang sampah. Kini pria yang akrab disapa pak To, sedari tadi berada di balik layar saatnya berperan. Sedikit demi sedikit, satu per satu botol bekas dan kotak makanan ia kumpulkan.

Tumpukan sampah yang ia kumpulkan dari tadi, mulai ia bawa ke belakang gedung untuk dipilah mana yang bisa dimanfaatkan untuk ditukarkan menjadi lembaran rupiah. Tak hanya menjadi petugas kebersihan, Iswanto juga mencari barang bekas, seperti botol plastik, kertas bekas, sampah plastik di sekitar kampus untuk menambah penghasilannya yang kurang sebagai petugas kebersihan.

Hal tersebut ia lakukan hanya untuk kedua anaknya yang masih sekolah dan biaya kehidupan keluarganya. “Saya tidak mengeluh dengan keadaan yang seperti ini, setiap kali ada acara di kampus saya merasa senang, karena dengan seperti ini bisa menambah penghasilan saya untuk anak-anak,” ungkap pria yang sudah 4 tahun bekerja di Stikosa-AWS.

Terkadang ia harus mengumpulkan sedikit demi sedikit barang bekas di rumahnya untuk dijual, tak heran jika setiap pulang kerja, motor yang dikendarainya membonceng gundukan karung. “pendapatan saya tidak menentu, kalau barang bekas yang dijual banyak uangnya lumayan untuk sekolah anak saya. Jadi harus sabar mengumpulkan barang-barang bekas setiap hari,” tambahnya.

Naskah: Rochmawati | Foto: Lutfi A.

Features Profil
Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
redaksi
  • Website

Related Posts

Sepenggal Kisah Museum Pahlawan

31 Juli 2022

Kebebasan Pers Dibungkam LPM Lintas Ajukan Gugatan

9 Juli 2022

Ngonten Bareng Warga, Bentuk Upaya Optimalisasi Potensi Wisata Bahari Sontoh Laut

26 Juni 2022

Leave A Reply Cancel Reply

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

NAVIGASI
  • IKLAN
  • E MAGAZINE
  • TENTANG KAMI
  • ATURAN PENGGUNAAN
  • ARSIP
  • KONTAK
JEJARING KAMI
Tweets by actasurya
Facebook Twitter Instagram Pinterest
  • IKLAN
  • E MAGAZINE
  • TENTANG KAMI
  • ATURAN PENGGUNAAN
  • ARSIP
  • KONTAK
© 2022 ThemeSphere. Designed by ThemeSphere.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.