actasurya.com – Surabaya Cross Culture International Folk and Art Festival 2018, digelar di halaman Balai Kota Surabaya, Minggu (8/7). Festival ini selain sebagai pertukaran budaya, juga merupakan salah satu bentuk pengenalan budaya pada anak muda.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya, Antiek Sugiharti menerangkan bahwa festival tahunan ini salah satu rangkaian acara bentuk kerja sama Sister City Surabaya dan Kochi, Jepang, yang menampilkan tarian khas dari masing-masing kota, yakni Tari Remo dan Tari Yosakoi.
Acara yang dimulai sejak pukul 08.00 WIB ini dihadiri oleh Wakil Wali Kota Surabaya, Jenderal Jepang di Surabaya, dan Duta Persahabatan 60 tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Jepang.
Sebanyak 530 peserta Tari Remo dari 10 grup tampil diawal acara, dan selanjutnya 665 peserta Tari Yosakoi dari 27 grup tampil pada pukul 13.00 WIB.
Tampak ratusan warga Surabaya antusias menyaksikan acara ini. Suara tepuk tangan dan teriakan mereka menambah keramaian. Ditambah gemericik suara lonceng kaki dari para penari, hingga dentuman suara gong yang membuat festival semakin meriah.
Di sini, peserta dari berbagai sanggar se-Surabaya berlomba menunjukkan kelihaiannya di depan para juri untuk memperebutkan beberapa penghargaan seperti tarian terbaik, kostum terbaik hingga penghargaan tertinggi yaitu gelar juara umum.
Antiek juga mengungkapkan dengan adanya Festival Tari Remo sendiri, selain berfungsi sebagai pertukaran kebudayaan, pula untuk membangkitkan serta melestarikan kebudayaan sejak dini pada anak-anak.
Tani Masaki, selaku Konsul Jenderal Jepang di Surabaya bahkan mengaku sangat senang dengan acara ini.
“Saya sangat gembira karena Festival Yosakoi yang diselenggarakan setiap tahun sejak 2003 atas kerjasama dengan Pemkot Surabaya, pada tahun ini bisa digelar kembali,” ungkapnya.
(N/F : Fitri,Adi)