actasurya.com – Perkembangan pasar industri kreatif kini semakin bertumbuh pesat. Seiring dengan adanya kemajuan teknologi dan para pegiat usaha yang semakin inovatif, membuat sektor ini mengalami peningkatan produktivitas yang cukup signifikan.
Tak terkecuali antusiasme peserta di Pameran Batik Bordir dan Aksesoris Fair 2018 yang turut mengalami peningkatan dari jumlah peserta yang telah berpartisipasi.
“Peningkatan jumlah peserta sampai 10 persen dibanding tahun sebelumnya. Peserta tahun lalu 210 dan alhamdulilah sekarang mencapai 250 peserta. Kemudian kita juga punya target pengunjung mencapai 10 sampai 15 persen dan pengunjung tahun lalu 35 ribu,” terang Boediono Direktur Event Organizer PT. Debindo Mitra Tama ketika ditemui di sela acara di Exhibition Hall Grand City Surabaya, Kamis (10/05/2018)
Ia menambahkan, dengan adanya peningkatan jumlah peserta, maka bertambah pula nilai transaksi yang diperoleh, “Itu juga mempengaruhi nilai jumlah transaksi kita, terhitung kini nilainya mencapai 50 milliar,” tambahnya.
Bukan tanpa sebab, adanya peningkatan tentunya ada juga kualitas produk yang memadai. Contohnya seperti perkembangan usaha batik di Jawa Timur.
“Dulu stereotype masyarakat beranggapan bahwa batik itu hanya dari solo dan pekalongan saja. Namun kini perkembangan batik di Jawa Timur sangatlah pesat. Bahkan lima tahun yang lalu kita berhasil memecahkan rekor, yaitu dalam satu kain ada 110 motif batik dari Jawa Timur,” tuturnya.
Acara yang didukung Pemerintah Provinsi Jawa Timur serta dewan Kerajinan Nasional Jawa Timur ini, sudah berjalan selama 13 tahun dan tetap konsisten digelar pada setiap tahunnya.
Meskipun tajuk yang dipakai bertuliskan batik bordir, namun di dalam acara ini juga menampilkan berbagai macam produk. Dari segi desain dan motif ada pilihan tradisional, etnik, maupun modern. sedangkan dari kalangan pengusaha industri dan pengrajin batik, ada tenun, songket, sulaman , busana tradisional, serta beragam produk fashion dan aksesoris menarik lainnya.
Boediono berharap tujuan utama pameran ini untuk memfasilitasi UKM kecil menengah guna mempromosikan produknya, memberi kesempatan yang seluas luasnya kepada para pengrajin batik bordir maupun tenun untuk dapat lebih meningkatkan kreatifitas dan produktifitas jaringan pasar secara global.
“Sekaligus momen ini sebagai ajang pelestarian budaya, bahwa menempatkan batik sebagai warisan budaya bangsa yang harus tetap dipertahankan dan dikembangkan baik di dalam negeri maupun mancanegara. Apalagi kini batik sudah ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya dunia,” tutupnya. (N/F: Surya)