actasurya.com – Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Surabaya (ABS) melaksanakan aksi “Surabaya Bergerak”, Kamis (14/5). Aksi ini berisi 7 Tuntutan Aliansi BEM Surabaya kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Timur. Peserta aksi melakukan konvoi dari Kebun Binatang Surabaya (KBS) menuju Gedung DPRD Jawa Timur.
Diperkirakan peserta aksi baru memasuki area gedung DPRD Jawa Timur sekitar jam 14.30 WIB. Demonstran melakukan orasi dan nyanyian sebelum berhenti didepan Gedung DPRD Jawa Timur. Koordinator Lapangan Aksi “Surabaya Bergerak”, Andre Prasetyo Utomo menginterupsi bahwa aksi ini diikuti bukan hanya dari BEM saja melainkan dari Serikat Buruh, Paramedis Jalanan.
Hal ini dilakukan bukan dengan latar belakang politik melainkan ekonomi. Terkait dengan bahan bakar minyak (BBM), minyak goreng, hingga rencana pembangunan ibu kota negara. Setidaknya terdapat tujuh tuntutan yang dibawa oleh Aksi mahasiswa ini.
“Pertama-tama, saya menginterupsi mengenai aksi ini. Sebenarnya bukan hanya diikuti BEM saja melainkan juga ada Serikat Buruh dan Paramedis Jalanan, karena tidak ingin menimbulkan sesuatu yang eksklusif,” Jelasnya.
“Yang kedua, latar belakang dari aksi adalah bukan politik tetapi ekonomi. Seperti halnya mengenai bahan bakar minyak (BBM), minyak goreng, mengenai ibukota negara, dan beberapa tuntutan tadi,” Ungkap mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional (UPN) tersebut.
Berikut ini Tujuh tuntutan yang akhirnya disetujui oleh ketua DPRD Jawa timur:
1. Menuntut pemerintah untuk melakukan evaluasi perihal kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) dan Domestic Price Obligation (DPO) yang berdampak pada kelangkaan minyak goreng di Indonesia;
2. Menuntut pemerintah untuk segera mengusut tuntas perihal praktik mafia minyak goreng di Indonesia;
3. Menuntut pemerintah untuk melakukan evaluasi kenaikan harga BBM khususnya Pertamax dan meninjau secara intens perihal pendistribusian BBM Pertalite dan Solar yang mengalami kelangkaan;
4. Menuntut pemerintah menurunkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 11 persen mengingat keadaan ekonomi di Indonesia sedang tidak baik baik saja;
5. Menuntut pemerintah untuk menunda pemindahan Ibu Kota Negara sebelum rancangan pembangunan dan pengelolaan lingkungan dituntaskan mengingat anggaran yang sangat tinggi;
6. Mengutuk segala tindakan Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN) dalam proses pemindahan Ibu Kota Negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur;
7. Wujudkan reforma agraria.
suasana aksi demo mahsiswa surabaya setelah ketua DPRD Jawa Timur, Kusnadi menemui para demonstran di depan gedung Dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) (14/04)
Setelah dua jam peserta aksi melakukan orasi, Ketua DPRD Jawa Timur, Kusnadi menyanggupi tuntutan mahasiswa Surabaya dan bersedia untuk menyampaikan tuntutan tersebut ke pemerintah pusat. ia juga berjanji akan menyampaikan tuntutan tersebut malam ini.
“Saya janji disini bersama tiga jajaran bahwa akan saya sampaikan tuntutan kalian. Kami akan mengirimkan tuntutan ke Pemerintah Pusat dan berjuang bersama-sama. saya juga berjanji akan menyampaikan tuntutan tersebut paling lama malam ini (Kamis),” tegasnya.
Andre Prasetyo Utomo selaku koordinator lapangan memberikan tanggapan mengenai hasil dari tuntutan yang telah dibacakan telah ditandatangani oleh Ketua DPRD Jatim. ia mengatakan bahwa tanda tangan jika tidak ada kebijakan itu percuma, tidak menyelesaikan semua. Andre merasa cukup puas dengan tanda tangannya, tetapi tidak dengan kebijakannya.
“Yang perlu di garisbawahi yaitu tanda tangan tanpa kebijakan itu tidak menyelesaikan semua dan apa bedanya sama kondisi sekarang. Jadi yang akan kita kejar adalah kebijakannya. Tetapi ultimatumnya di-upload nanti malam sih (kamis) terkait surat-suratnya. Tetapi kebijakannya, kami ultimatum apabila lebih dari 7×24 jam tidak ada satu bentuk kebijakan dari pemerintah pusat, maka kita akan melakukan aksi kembali,” Terangnya.
“Mengenai tanda tangan saya cukup puas. Tetapi, dengan kebijakannya saya belum puas. Karena belum ada kebijakan yang terbentuk saat ini. Untuk kebijakan saya rasa belum cukup,” Imbuhnya.
Ketika ditanyai mengenai poin mana yang urgent, Pria berkulit sawo matang ini menjawab bahwa poin 1-3. Menurutnya masyarakatlah yang sangat merasakan dampaknya. Terkait BBM, minyak goreng, mafia minyak goreng.
“Poin yang paling urgent ada di poin satu sampai tiga, karena masyarakat saat ini merasakan dampaknya, mafia minyak juga,” Pungkasnya.
Aksi “Surabaya Bergerak” Ini berjalan aman dan kondusif. Mulai dari awal konvoi hingga aksi berakhir di Gedung DPRD Jatim.
(N/F:Dae/Dok.Pribadi)