Konon, media ini didirikan atas inisiatif beberapa mahasiswa sebagai bentuk penyikapan terhadap berbagai peristiwa yang terjadi pada waktu itu. Diantara mereka, ada nama Amak Syarifuddin, pendiri sekaligus pemimpin redaksi pertama Acta Surya. Bersama teman-teman seangkatan, dia merias wajah media ini menjadi sebuah media internal kampus yang disegani di Surabaya.
Nama Acta Surya, bisa ditebak, diadopsi dari media pertama di dunia, Acta Diorna. Acta dalam bahasa kita berarti sebuah catatan atau berita, sedangkan Surya berasal dari kata Surabaya. Jadi kalau digabung berarti “Sebuah Catatan atau Berita Surabaya”.
Kini, Acta Surya terbit dalam format cetak majalah, on the board media, dan e-magazine. Kebetulan, tanggal 19 Februari 2008, jadi momentum kelahiran Actasurya.com yang sebelumnya muncul dalam format blog di actadigital.blogspot.com.
2 Komentar
New look ActaSurya, keren euy!
Hingga saat ini, Acta Surya menyisakan banyak kisah tentang orang-orang besar. Yang tak pernah berhenti berpacu, berkarya, dan tak banyak bicara soal definisi pengabdian. Salut buat Abdul Manan, Kukuh S. Wibowo, Iman D. Nugroho, Suyono, Rahmad Sjumanjaya, hingga M. Ridloi…