actasurya.com – Lanjutan aksi protes dilayangkan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi-Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa-aws) untuk memecat atau mengeluarkan Pembantu Ketua (PK) III Wibawanti Ratna Aminah dari kampus. Aksi dilakukan dengan penyegelan gedung akademik dan membuat aktivitas kampus lumpuh total.
Ujian Tengah Semester (UTS) yang seharusnya digelar mulai hari ini ditiadakan karena mahasiswa lintas angkatan dari 2009 hingga 2014 melarang seluruh pegawai dan staf pengajar Stikosa-aws untuk memasuki lingkungan kampus.
Mengusung gerakan BUBAR (Budal Bareng), acara ini juga menyuguhkan teatrikal yang mencerminkan bagaimana Ratna Aminah selama memimpin. Aksi yang diberi nama AWS Sirna (Usir Ratna) ini merupakan tindaklanjut dari aksi mahasiswa sebelumnya, mereka tidak puas dengan keputusan pihak kampus yang tidak memecat Ratna Aminah dan tetap mempertahankan sebagai dosen.
“Aksi ini sudah dimulai dari dua minggu sebelumya dengan aksi simpatik, namun tuntutan kami tak dipenuhi oleh Akademik. Kami juga menganggap Ratna Aminah selaku PKIII nihil prestasi, dan tak bekerja apa-apa,” kata Hendriansyah selaku Koordinator Aksi.
Pria dengan sapaan akrab Cacing ini menambahkan, pihak kampus dan YPWJT (Yayasan Pendidikan Wartawan Jawa Timur) terkesan melindungi PKIII. “Mahasiswa menuntut agar Ratna Aminah dinonaktifkan secara permanen dari jabatan akademik dan segala aktivitas pengajaran di Stikosa-AWS dan mengembalikan semua hak mahasisiwa yang dirampas selama ini,”.
Selain itu mahasiswa meminta kejelasan dana kegiatan mahasiswa yang dipotong secara sepihak oleh PKIII. “Contohnya seperti dana untuk ormawa tiap tahun yang semula Rp 6,5 juta menjadi 4 juta per tahun dan dana untuk OPSPEK yang awalnya Rp 48 juta jadi Rp 3 juta,” tutup Hendriansyah.
Mahasiswa juga mengancam akan terus melakukan aksi ini sampai pihak YPWJT memenuhi tuntutan mereka. Selama aspirasinya belum dipenuhi karyawan dan Dosen tidak diizinkan masuk ke area kampus.
Setelah melakukan aksi, akhirnya pihak YPWJT bersedia menemui perwakilan mahasiswa untuk berdialog. Mediasi berlangsung selama 1 jam, namun mediasi gagal menemui titik temu karena YPWJT tidak mau memecat dan hanya menonaktifkan Ratna Aminah dari PKIII menjadi dosen biasa.”Pemecatan Ratna Aminah tidak dilaksanakan melainkan hanya menonaktifkan dari PK III menjadi dosen biasa, karena kalau memecat akan memutuhkan waktu yang tidak sebentar,” ucap Dhimam Abror, Ketua harian YPWJT.
Mahasiswa akhirnya memberikan waktu selama 2 kali 24 jam untuk YPWJT agar memecat Ratna Aminah, dan hingga tuntutan itu belum juga dikabulkan maka aksi pemboikotan kampus ini akan tetap berlangsung.
Naskah & Foto : Wisnu Priyo