Actasurya.com-Cuaca kota Surabaya yang akhir-akhir ini selalu mendung dan berakhir dengan guyuran hujan beserta udara yang dingin, nampaknya cukup nikmat sambil menyantap hangatnya sepiring sate Manggul. Salah satu makanan khas pulau Madura ini bisa menjadi pilihan bagi pecinta sate ayam yang sudah bosan dengan sensasi yang itu-itu saja.
Jika biasanya sate ayam hanya disajikan dengan nasi yang dibalur dengan bumbun kacang yang sudah dihaluskan, berbeda dengan sate Manggul ini. Secara kasat mata mungkin sate ayam ini hampir sama dengan sate pada umumnya, namun yang membuat beda ialah bubur Manggul yang diguyur menemani hangatnya sate ayam.
Irisan lontong yang berjajar rapi dengan siraman bubur Manggul yang kental, menambah nikmatnya sate ayam yang bersanding di atas piring. Bubur yang dominan berwarna kuning dengan rasa gurih ini agar lebih nikmat ditambahkan pula taburan srundeng di atasnya.
Saat dilahap satu kali suapan sate yang dicampur bubur Manggul, yang terasa hanya gurih dan lembutnya bubur meluncur di rongga tenggorokan. Sensasi gurih yang berpadu dengan pedas dan empuknya sate ayam, membuat ketagihan setiap pelanggannya yang datang.
Kenikmatan itu yang memikat pelanggannya sehingga tak jarang warung milik Misun yang ada di jalan Wonorejo gang 4/115, Surabaya itu ramai pengunjung. Tidak perlu merogok kocek terlalu dalam untuk menikmati kudapan asal pulau garam ini, karena harga per porsinya cukup murah, mulai dari Rp 6.000, RP 8.000 hingga Rp 12.000.
Seperti salah satu pelanggan asal Ampel ini yang sering mampir untuk menikmati sate Manggul. “Enak banget, bubur manggulnya itu loh yang bikin ketagihan, apalagi kalau ditambah sambal, rasa pedasnya cocok sama manggulnya yang gurih,” ujar Helmi Faruk, salah satu mahasiswa ITATS semester VII yang datang dengan 3 kawannya.
Manggul sendiri merupakan adonan mirip bubur sum-sum, dengan campuran beberapa bumbu. Misun mengaku tidak ada bumbu istimewa, henya beberapa bumbu yang bisa didapat di pasar.
“Hanya terdiri dari bawang merah dan putih, lengkuas, cabe merah, kencur, ketumbar, kemiri, kunyit, dan daun jeruk yang dihaluskan terlebih dahulu, baru dimasak dengan buburnya,” ungkap perempuan kini berusia 65.
Semua bumbu sebelum dimasak dihaluskan terlebih dahulu, lantas dicampur dengan tepung terigu yang diberi sedikit air. Agar bubur manggul terasa lebih gurih, ditambahkan juga santan lalu di masak dengan cara di aduk hingga mengental. Di akhir wawancara, pemilik warung yang buka setiap pukul 4 sore sampek 8 malam ini memberi sedikit tips agar bubur manggul tidak beraroma gosong.
“Sedikit saran ya, kalau mau masak bubur manggul ini jangan menggunakan api terlalu besar atau sedang. Harus menggunakan api kecil supaya buburnya tidak mudah kering dan supaya tidak beraroma gosong, jangan lupa harus terus diaduk biar bisa rata dan tidak menggumpal,” sarannya untuk orang-orang yang mau mencoba memasak bubur manggul(N:F:Rochma)