actasurya.com – Sekitar 240 pelukis dari seluruh Indonesia, bertemu dalam Pasar Seni Lukis Indonesia (PSLI) 2013. Tempat baru, memberikan wajah baru dalam PSLI.
Pasalnya pegelaran keenam yang dimulai sejak tahun 2008 ini, selama lima tahun berturut-turut PSLI digelar di Balai Pemuda. Namun, di tahun keenam PSLI berlangsung di JX International. Hal ini dikarenakan Balai Pemuda yang terbakar pada September 2011, belum selesai direnovasi.
“Kegiatan ini bukan saja ajang transaksi, tetapi juga reuni dan pembelajaran bagi para seniman. Ini memiliki nilai lebih dari yang lain,” ujar M. Anis, Ketua Panitia.
PSLI yang berlangsung mulai tanggal 3 sampai 12 Mei itu menampilkan sekitar 3.000 karya, yang dipamerkan pada 150 stand. Dengan adanya acara ini, diharapkan masyarakat lebih menghargai kesenian. Selain tempat, rangkaian acara yang berbeda dari tahun sebelumnya mampu memberikan wajah baru dalam PSLI.
“Tujuan dari acara ini supaya Negara ini lebih adem tentrem. Untuk perbedaannya, tahun ini hanya terletak pada tempat dan rangkaian acaranya. Seperti, setiap jam 4 sore, ada acara melukis model. Tidak ada tema, namanya pasar seni ya pasar. Jadi bebas,” tutur pria yang akrab disapa Cak Anis itu.
Namun, menurut Noehoni yang tergabung dalam Sanggar Raden Saleh, menyayangkan sepinya pengunjung dan tempatnya yang kurang strategis. “Letaknya kurang strategis dan pengunjungnya sepi jika dibandingkan tahun lalu. Mungkin kurang sosialisasi,” kata Noehoni.
Senada dengan Noehoni, Sahibur Rahman sebagai Kolektor Lukisan juga mengatakan bahwa publikasinya kurang. Sehingga jumlah pengunjungnya tidak sebanyak pada waktu di Balai Pemuda.
“Untuk tahun kemarin, lukisannya tidak sebanyak sekarang. Kalau untuk kolektor lukisan ya lebih enak, lebih bisa memilih,” tambah pria yang akrab disapa Rahman ini.
naskah dan foto : Ayu Puspitaningtyas