actasurya.com
  • HOME
  • BERITA
  • FEATURES
    • TOKOH
    • SENI & BUDAYA
    • GAYA HIDUP
  • OPINI
  • SASTRA
    • PUISI
    • CERPEN
  • PHOTOGRAPHY
  • E MAGAZINE
  • REDAKSI
Facebook X (Twitter) Instagram
TRENDING
  • Mahasiswa Stikosa AWS Membersamai UMKM Kampung Kue Rungkut Surabaya Untuk Melek Digital
  • Hari Ibu Jadi Momentum RTIK Surabaya Kenalkan Teknologi AI untuk Pemasaran Digital
  • Berani Berbisnis: Mahasiswi Inspiratif Seimbangkan Pendidikan dan Usaha
  • Peringatan Hari Anti Penghilangan Paksa Internasional 2024 dengan Pameran dan Orasi Kemanusiaan di Unair
  • Aksi Darurat Demokrasi di Surabaya, Buntut Kontroversi RUU Pilkada
  • Tolak RUU Penyiaran, Koalisi Masyarakat dan Pers di Surabaya Gelar Aksi
  • Laboratorium Jurnalisme di Kampus Wartawan
  • Bangun Kemampuan Berbicara Depan Umum, UKM Surabaya Muda Gelar Pelatihan Public Speaking
Facebook X (Twitter) Instagram
actasurya.com
  • HOME
  • BERITA
  • FEATURES
    • TOKOH
    • SENI & BUDAYA
    • GAYA HIDUP
  • OPINI
  • SASTRA
    • PUISI
    • CERPEN
  • PHOTOGRAPHY
  • E MAGAZINE
  • REDAKSI
actasurya.com
Home»FEATURES»Roodebrug, Mengajak Pemuda Mengenal Sejarah Surabaya
FEATURES

Roodebrug, Mengajak Pemuda Mengenal Sejarah Surabaya

redaksiBy redaksi9 Mei 2016
Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

actasurya.com – Roodebrug diambil dari bahasa Belanda yang berarti “Jembatan Merah”. Nama ini digunakan oleh sebuah komunitas pencinta sejarah Kota Pahlawan, yang berdiri pada tahun 2010. Sebagai sebuah jembatan yang menghubungkan kisah  sejarah dari generasi terdahulu ke generasi saat ini.

Berawal dari kegemaran mencari tahu sejarah kota lahirnya, Ady Setyawan bersama seorang temannya kerap melakukan riset menyangkut sejarah Kota Surabaya. Ketertarikan itu akhirnya menular kepada kawan-kawan mereka. Sehingga mereka juga merasa terpanggil untuk mempelajari sejarah kota. Dengan begitu, dapat pula menumbuhkan sikap nasionalisme.

Hingga tercetuslah nama Roodebrug  (RB) sebagai sebuah komunitas yang bergerak di bidang sejarah.  “Karena dengan mengenal sejarah kota, maka generasi muda akan lebih mencintai negerinya,” ujar Ady, pendiri RB.

Komunitas tersebut sangat aktif melakukan berbagai kegiatan bertajuk sejarah. Humas RB, Puspita Kinasih menyebutkan, setiap dua minggu sekali RB (Roodebrug) mempertunjukkan sebuah teatrikal di Tugu Pahlawan. Tidak hanya itu, mereka kerap melakukan bedah buku, juga bedah film. Uniknya, RB juga seringkali melakukan aksi ‘blusukan’.

Kegiatan tersebut dilakukan untuk mencari tempat bersejarah di Kota Surabaya yang belum ditengok pemerintah dan belum terjamah sejarahwan. “Kami mengajarkan sejarah kepada masyarakat Surabaya itu ga pake pidato atau ceramah. Kalo teatrikal juga visual akan lebih paham dan dapat menarik banyak perhatian. Khususnya kaum pemuda,” tutur Puspita.

Roodebrug juga memiliki agenda tahunan yaitu Jambore Sejarah dan Parade Surabaya Juang. Di mana agenda tersebut adalah agenda utama yang dilakukan.setiap tahunnya. Tak hanya itu berbagai kegiatan yang tidak teragenda pun sering dilakukan. Misalkan, kegiatan yang bertujuan untuk menumbuhkan keharmonisan dalam komunitas. Di antaranya dengan kumpul dan olahraga lari, olah tubuh, memanah dan seterusnya. Hal itu juga dilakukan guna menarik minat pemuda bergabung dalam Komunitas RB Semua itu bertujuan untuk menggiring dan menarik minatnya

Antusias para pemuda dalam mempelajari sejarah juga menumbuhkan sikap nasionalis sangat positif. Total keseluruhan anggota Komunitas RB berjumlah 300 orang. Sementara anggota yang aktif berkegiatan 50-100 orang. “Kebanyakan para anggota dari kalangan mahasiswa, dan pekerja. Kalo pelajar tidak begitu banyak,” pungkas Puspita, yang juga mahasiswa ilmu psikologi.

Agenda terdekat Komunitas RB bulan ini akan menggelar drama kolosal berjudul “Resolusi Jihad” sutradara Heri Lentho, pendiri Komunitas Surabaya Juang  Di mana pementasan ini adalah bagian dari peringatan Hari Pahlawan. Karena setiap tahunnya Komunitas Roodeburg Selalu mengangkat cerita dari sebuah sejarah yang belum banyak tersoroti.

Teatrikal yang akan di gelar di Tugu Pahlawan pada 22 Oktober mendatang, menggaet sekitar 400 orang pemain. Terdiri dari berbagai komunitas dan mahasiswa dari berbagai kampus. “Ada dari komunitas tari Surabaya, komunitas musik surabaya yang akan menjadi pengiring. Dan teater gabungan pemain teater dari kampus se-Surabaya.”

Gaung Komunitas Roodeburg semakin terdengar di beberapa kota besar. Hal itu dibuktikan seringnya menerima undangan dari beberapa stasiun televisi yang mengundang. Seperti 17 Agustus lalu, Komunitas RB diundang untuk menjadi narasumber dalam talk show “Hitam Putih Trans7”. Juga Net TV yang pernah mengundang sebagai narasumber. Puspita berharap ke depannya Komunitas RB tetap melanjutkan apa yang sudah dilakukan. (N/F:Hening/Google)

jembatan merah komunitas roodebrug Surabaya tugu pahlawan
Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
redaksi
  • Website
  • Facebook
  • X (Twitter)
  • Instagram

Related Posts

Mahasiswa Stikosa AWS Membersamai UMKM Kampung Kue Rungkut Surabaya Untuk Melek Digital

5 Juli 2025

Hari Ibu Jadi Momentum RTIK Surabaya Kenalkan Teknologi AI untuk Pemasaran Digital

23 Desember 2024

Aksi Darurat Demokrasi di Surabaya, Buntut Kontroversi RUU Pilkada

24 Agustus 2024

Leave A Reply Cancel Reply

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

NAVIGASI
  • IKLAN
  • E MAGAZINE
  • TENTANG KAMI
  • ATURAN PENGGUNAAN
  • ARSIP
  • KONTAK
JEJARING KAMI
Tweets by actasurya
Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
  • IKLAN
  • E MAGAZINE
  • TENTANG KAMI
  • ATURAN PENGGUNAAN
  • ARSIP
  • KONTAK
© 2025 ThemeSphere. Designed by ThemeSphere.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.