actasurya.com
  • HOME
  • BERITA
  • FEATURES
    • TOKOH
    • SENI & BUDAYA
    • GAYA HIDUP
  • OPINI
  • SASTRA
    • PUISI
    • CERPEN
  • PHOTOGRAPHY
  • E MAGAZINE
  • REDAKSI
Facebook X (Twitter) Instagram
TRENDING
  • Mahasiswa Stikosa AWS Membersamai UMKM Kampung Kue Rungkut Surabaya Untuk Melek Digital
  • Hari Ibu Jadi Momentum RTIK Surabaya Kenalkan Teknologi AI untuk Pemasaran Digital
  • Berani Berbisnis: Mahasiswi Inspiratif Seimbangkan Pendidikan dan Usaha
  • Peringatan Hari Anti Penghilangan Paksa Internasional 2024 dengan Pameran dan Orasi Kemanusiaan di Unair
  • Aksi Darurat Demokrasi di Surabaya, Buntut Kontroversi RUU Pilkada
  • Tolak RUU Penyiaran, Koalisi Masyarakat dan Pers di Surabaya Gelar Aksi
  • Laboratorium Jurnalisme di Kampus Wartawan
  • Bangun Kemampuan Berbicara Depan Umum, UKM Surabaya Muda Gelar Pelatihan Public Speaking
Facebook X (Twitter) Instagram
actasurya.com
  • HOME
  • BERITA
  • FEATURES
    • TOKOH
    • SENI & BUDAYA
    • GAYA HIDUP
  • OPINI
  • SASTRA
    • PUISI
    • CERPEN
  • PHOTOGRAPHY
  • E MAGAZINE
  • REDAKSI
actasurya.com
Home»FEATURES»Rahmat di Masjid Rahmad
FEATURES

Rahmat di Masjid Rahmad

redaksiBy redaksi19 Februari 2009
Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Sebuah masjid di Kembang Kuning, memiliki kisah tersendiri. Konon, karena lama tinggal di pengasingan, Samputoalang atau Raden Rahmat atau Sunan Ampel, mendirikan sebuah masjid di tengah hutan belantara. Tepatnya, dibangun di daerah pertengahan Kademangan Cemoro Sewu, di tengah-tengah kawasan Ampel Dento atau Kembang Kuning.

Masjid itu dibangun pertengahan abad ke-15. Karena didirikan oleh Samputoalang atau Raden Rahmad, masjid itu pun bernama Masjid Rahmatullah. Tuanya usia, membuat masjid Rahmatullah dipercaya sebagai masjid tertua di Jawa Timur. Tidak ada catatan sejarah mengenai hal ini.

Yang menarik, proses pendirian masjid pun diselimuti oleh kisah cinta. Ceritanya, Nyai Karimah, putri salah satu tokoh setempat bernama Ki Demang Wiro Soerojo, sering mengantarkan makanan. Biasanya, Nyai Karimah datang saat waktu istirahat tiba.

Karena seringnya bertemu dengan Samputoalang, timbullah ketertarikan di antara keduannya. Mereka pun menikah dan dikaruniai dua orang putri yang diberi nama Siti Murtosima dan Siti Murtosiah.***

Naskah : Siska Pradibka | Foto : Dhimas Prasaja

Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
redaksi
  • Website
  • Facebook
  • X (Twitter)
  • Instagram

Related Posts

Laboratorium Jurnalisme di Kampus Wartawan

29 April 2024

Sukses Gelar Konser di Jakarta, NCT 127 Beri Pengalaman Tak Terlupakan Bagi NCTzen

16 Januari 2024

30 Tahun Mengabdi untuk Stikosa-AWS, Zainal: Jadilah Orang yang Bermanfaat

8 Desember 2023

Leave A Reply Cancel Reply

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

NAVIGASI
  • IKLAN
  • E MAGAZINE
  • TENTANG KAMI
  • ATURAN PENGGUNAAN
  • ARSIP
  • KONTAK
JEJARING KAMI
Tweets by actasurya
Facebook X (Twitter) Instagram Pinterest
  • IKLAN
  • E MAGAZINE
  • TENTANG KAMI
  • ATURAN PENGGUNAAN
  • ARSIP
  • KONTAK
© 2025 ThemeSphere. Designed by ThemeSphere.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.