actasurya.com – Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (Pres BEM) Stikosa-AWS, Marga Bagus Santoso membantah bahwa kondisi BEM sekarat. Marga menyatakan, saat ini BEM dalam masa peralihan untuk persiapan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ).
“Memang tidak ada kegiatan di dalam, tapi mengikuti kegiatan-kegiatan di luar. Orang yang tidak tahu tentang BEM mungkin menganggap BEM mati, padahal tidak. Acara di dalam memang tidak ada, tapi keluar untuk menjalin kerjasama,” kilah Marga, Senin (13/5).
Di tempat yang berbeda, Dina Fitriana, Sekretaris BEM mengakui bahwa kondisi BEM saat ini sekarat dan tidak berfungsi. Menurut sudut pandang mahasiswa semester IV ini, sebenarnya BEM berfungsi, karena seharusnya BEM sudah lengser, jadi tidak berfungsi.
Namun, ketika ditemui reporter Acta Surya, Marga menjelaskan fungsi BEM tidak berakhir. Menurutnya, seharusnya ada Badan Legislatif Mahasiswa (BLM) yang menggantikan BEM, ketika BEM dalam masa peralihan.
“Cuma namanya organisasi, ada masa-masa di saat masa pergantian. Seharusnya di kampus ada dua organisasi. Ketika BEM dalam masa pergantian, kendali dipegang oleh BLM, bukan BEM lagi. Karena di sini tidak ada BLM, seharunya BEM tetap gerak. Tapi tidak bisa, karena fokus untuk LPJ dan pemilu raya. Kurangnya di sini tidak ada BLM,” ujar Marga.
Kenyataan bahwa Pres BEM cuti, tidak bisa dipungkiri, hal ini telah diakui oleh Marga. Dengan kondisi Pres BEM tidak aktif di kampus, menurut Marga sendiri memang berdampak, tapi tidak besar jika melihat atmosfir di Stikosa-AWS. Karena menurut Marga, fungsi BEM di Stikosa-AWS tidak seberapa penting, jika dilihat secara struktural Pres BEM harus ada.
“Dampaknya besar. Tapi jika melihat kampus kita, tidak berdampak. Hal itu terbukti dari beberapa periode sebelumnya, meskipun BEM-nya tidak aktif atau Pres BEM-nya tidak ada di sini, teman-teman masih tetap aktif. Itu yang membedakan AWS dengan kampus lainnya,” tutup Marga.
naskah : Ayu Puspitaningtyas | foto : dok. Acta Surya