actasurya.com – Dunia perfilman di Tanah Air semakin berkembang. Film-film berkualitas dengan berbagai macam genre pun sudah banyak diproduksi. Salah satunya film bergenre Indie.
Bertepatan dengan Hari Film Nasional (30/03) KOPI Production selaku komunitas penggemar Indie film yang berada pada naungan STIKOSA-AWS menggelar acara bertajuk “Apresiasi Film Nasional.”
Acara ini tak lain dan tak bukan bertujuan sebagai apresiasi karya film anak bangsa terutama pada jalur Indie film. Selain itu, acara ini juga bertujuan sebagai bentuk dukungan terhadap sineas-sineas Indonesia.
“Kan event ini dalam rangka Hari Film Nasional, kita hanya mengapresiasi saja dalam bidang film indie,” ucap Hendrikus Guntur selaku ketua pelaksana.
Sebanyak 8 judul film yang ditayangkan dalam acara tersebut. 7 film dari 7 komunitas penggemar film indie yang ada di Surabaya diantaranya jejak, Djajan, Mission, Girls Is Always Right, Manis, Toilet, Waktu…, dan 1 film indie Indonesia berjudul “Kuldesak”.
Dihadiri dari beberapa komunitas yang filmnya ditampilkan antara lain dari sinematografi Unair, Kinne Komunikasi UPN, Sinematografi Untag, Click ITS, Epic Unitomo serta Kofie.com Unesa.
Dibuka tepat pada pukul 18.00 acara ini tak hanya sekedar pemutaran film saja, tetapi di barengi dengan dengan diskusi film bersama para kru yang terlibat dalam pemutara film tersebut. Dan juga diadakan Diskusi Publik yang dihadiri oleh Aman Sugandhi selaku produser dan Pengamat film yang akan membahasan tentang “Perkembangan Film Indonesia.”
Tak hanya itu kopi juga mengadakan lomba photo on the spot dengan hadiah menarik yang sudah disiapkan. Event ini juga mendapat sambutan baik dari para pencinta film indie. Sebut saja Nanang komunitas pencinta indie film dari Unesa, “Acara ini bagus untuk kumpul, berbagi ilmu dan ajang apresiasi bagi para insan film Indonesia,” ujar Ahmad Nanang Hawari perwakilan dari Kofie.com.
Tak hanya para pecinta film indie yang menghadiri acara ini. Para mahasiswa-mahasiswi Stikosa-AWS juga ikut memberi dukungan pada acara ini. Salsabila mengatakan bahwa, “Event ini menarik karena sebagai wadah anak muda zaman sekrang menyalurkan ide, gagasan dan diskusi satu sama lain. sebagai orang awam saya sedikit lebih tahu apa arti film yang sebenrnya yaitu film yang mampu memberi pesan kepada penontonnya,” ungkapnya.
Kesan menyenangkan juga datang dari Aman Sugandi, ia mengatakan bahwa baru kali ini ada banyak penonton yang melihat film indie dan nontonya serius. “Saya mengapresiasi untuk teman-teman KOPI karena bisa mengumpulkan segini banyak penonton dan serius nontonya, karena sebelumnya tidak ada yang pernah serius untuk nonton indie film,” tegas orang akrab di panggil Pak Aman.
Harapan besar terucap dari berbagai pihak, salah satunya dari sinematografi Unair. “Sebenarnya film Indonesia banyak yang idenya terpotong agar lulus sensor, sedangkan film di Indonesia sendiri banyak film yang inspiratif dan nyeleneh. Jadi harapan saya, semoga lembaga sensor film Indonesia mengerti bahwa kreasi tidak boleh dibatasi,” tutup Febhana Nocha P, Selaku perwakilan dari sinematografi Unair. (N/F : Ardini/Surya)