actasurya.com – Pasca insiden teror bombardir yang dilakukan oleh kelompok teroris di Kota Surabaya, berdampak pada banyak hal. Bukan hanya soal kekhawatiran masyarakat saja, melainkan kejadian ini juga berdampak pada penurunan omset pendapatan pedagang busana muslim musiman di Bazar Ramadhan Masjid Al Akbar Surabaya, Minggu (20/05/2018) malam.
Salah satunya Danang Satrio, pedagang sarung dan busana muslim musiman ini mengeluh karena adanya bom di Kota Pahlawan ini berdampak pada penjualan dan pendapatannya. Ia mengutarakan, sejak dibukanya Bazar Ramadhan, respon dan antusias pengunjung tidak seperti pada tahun-tahun sebelumnya.
“Tahun lalu itu, kita baru buka lapak satu dua hari sudah laku banyak, bahkan peningkatannya mencapai 80 persen dibanding sekarang,” ceritanya
Tahun kemarin, dalam sehari Danang bisa meraup keuntungan mencapai lima juta rupiah per hari. Sedangkan penjualan tahun ini merosot drastis dan sangat jauh dari keuntungan yang didapat di tahun-tahun sebelumnya. “Mungkin ini karena faktor bom jadi orang malas keluar. Saya kan juga buka di ITC, selama tiga hari kemarin itu tidak ada penjualan sama sekali,” keluhnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ida Yulianti, pedagang baju gamis wanita. Menurutnya para konsumen ini takut memakai baju muslim, karena selama ini para teroris tersebut identik dengan mengenakan baju muslim. “Rasa takut rasa khawatir pembeli itu pasti ada. Apalagi teroris yang ketangkap kemarin sebagian besar memakai baju yang tertutup seperti yang saya jual ini,”
Ia berharap insiden bom tersebut tidak terulang lagi, karena dampaknya sangat signifikan terhadap omset para pedagang khususnya di Kota Surabaya. “Ya semoga para teroris ini sadar, karena akibat ulahnya ini merugikan banyak orang. Termasuk saya sebagai pedagang.”
Seperti yang diketahui, akhir-akhir ini Surabaya menjadi salah satu sasaran empuk bagi para teroris untuk melakukan aksi kejinya itu. Sebanyak tiga gereja di tiga lokasi berbeda, lalu rumah rusun di kawasan Wonocolo Sepanjang, Sidoarjo serta Polrestabes Surabaya juga tak luput dari sasaran kelompok radikal tersebut. (N/F: Rahmad Suryadi)