actasurya.com – Menandai 40 tahun hubungan diplomatik antara Replubik Korea Selatan dan Indonesia, Asean Korea Centre bekerjasama dengan Kedutaan Besar Korea Selatan untuk Indonesia. Didukung Pemerintah Kota Surabaya mengadakan festival pertunjukan seni musik dan tari di Gedung Balai Pemuda Surabaya, Minggu (10/3).
Sekitar 40 seniman Korea Selatan yang bergabung dalam “The National Centre for Korean Tradisional Performing Arts-NCKTPA” menunjukan kebolehannya. Di antaranya tarian tradisional Korea, tarian neo-tradisional, pertunjukan musik rakyat dan tradisional, serta chamber musik yang memukau lengkap dengan balutan Hangbok (Pakaian tradisional Korea).
“Acara ini untuk memperlihatkan pada warga Indonesia tentang budaya asli Korea yang begitu beragam. Dan kenapa Surabaya dipilih, karena Surabaya dan kota Bussan di Korea adalah ‘Sister City’,” kata Dong Hwan Kim, perwakilan warga asli Korea Selatan.
Beragam tari dan musik yang ditampilkan malam itu sukses memukau para undangan. Di antaranya lagu yang berjudul Gyeong-Gi-Min-Yo. Lagu tradisional dengan tarian khas yang mewakili daerah Korea Tenggara. Dan di akhir acara ditutup oleh pertunjukan tari kipas yang berhasil menarik antusias undangan.
“Di Korea banyak musik dan tari tradisional seperti di pedesaan, dan acara ini benar-benar memukau. Yang paling berkesan adalah tari kipas tadi,” ujar Ryza salah seorang mahasiswa Unversitas Surabaya.
Selain tari dan musik Korea Selatan, acara yang bertujuan untuk meningkatkan volume perdagangan, arus penanaman modal, pariwisata dan pertukaran budaya. Tidak kalah dengan Korea Selatan yang menunjukkan kemampuannya, Surabaya juga menampilkan tari dan musik tradisional yang bertajuk “Gebyar Surabaya-ku” yaitu Reog Remo, Sparkling Surabaya, Lenggang Surabaya dengan iringan gemelan.
naskah : Aissah Vara | foto : Gilang Budi Raharja